Ronaldo Jogja Siap Jadi Andalan Timnas U-16

Ronaldo Jogja Siap Jadi Andalan Timnas U-16

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Skuad Timnas U-16 besutan Bima Sakti Tukiman akhirnya diperkuat sosok pemain keturunan. Langkah yang diambil Bima Sakti ini layaknya Timnas U-19 asuhan Shin Tae Yong yang sudah dijejali oleh sejumlah pemain keturunan, baik yang besar di luar negeri maupun pernah lahir di Indonesia.

Saat mengumumkan pemain yang dipanggil mengikuti pemusatan latihan di Yogyakarta, 6-23 Desember, setidaknya terselip dua pemain keturunan. Sosok pertama adalah Ronaldo Joybera Kwateh dan yang kedua Victor Johnson Benjamin Dethan.

Ronaldo Joybera Kwateh adalah putra legenda hidup sepak bola Yogyakarta asal Liberia, Roberto Kwateh. Pemanggilan Ronaldo memang sudah diprediksi sang ayah.

“Aku sangat senang dengan adanya Ronaldo di Timnas,” katanya, Senin (07/12/2020).

Pelatih Bima Sakti menggelar pemusatan latihan di Stadion Maguwoharjo Sleman. Dari 26 pemain yang dibawa, setidaknya ada empat wajah baru. Sementara Ronaldo Kwateh sudah ikut di pelatnas atau TC sebelumnya.

“Kalau dia (Ronaldo) kemarin sudah ikut TC pertama, sekarang dia dipanggil lagi. Saya belum tahu apakah Ronaldo bisa (lolos) seterusnya, tapi saya rasa dia sudah siap untuk itu,” ujar mantan pemain PSIM Yogyakarta dan PSIS Semarang itu.

Bagi Roberto Kwateh, putranya memiliki skill dan mental yang baik untuk bersaing. Bahkan Ronaldo yang kini bergabung di Elite Pro Academy Persib Yunior sudah banyak diperbincangkan berkat performanya di Liga 1 U-16.

“Ya dari kemampuan, disiplin dan juga dari segi teknik, anakku pasti bisa. Aku optimis dia bisa ikuti instruksi dari Bima Sakti dan coach yang lain. Yang penting saya bilang sama Ronaldo, dia harus kerja keras dan tetap rendah hati,” jelas pria yang pernah menjadi top skor di PSIS Semarang tahun 2004 silam.

Hak membela timnas

Ketika disinggung tentang pemanggilan anaknya membela Merah Putih di ajang internasional, Roberto Kwateh merasa terharu. Sebagai pemain asing yang akhirnya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Roberto menegaskan anaknya tetap punya hak untuk membela Indonesia.

“Orangtua mana pun pasti bangga jika anaknya dipanggil Timnas. Ronaldo punya (hak) itu dari ibunya yang Indonesia, walauapun aku sendiri lahir di Liberia,” tandas Roberto yang kini menetap di Yogyakarta itu.

Sementara Ketua Youth Development Center PSS Sleman, Guntur Cahyo Utomo, menyebutkan tak ada yang salah dengan pemanggilan sejumlah pemain yang memiliki darah atau keturunan Indonesia. Pemanggilan pemain berdarah atau lahir di Indonesia, berbeda halnya dengan proses menaturalisasi pemain asing.

“Tentunya setiap warga negara punya hak untuk membela tumpah darahnya. Dan itu bisa saja dari jalur ayah atau ibu, atau di mana dia lahir,” ujar Direktur Akademi PSS itu.

Guntur yang penah menjadi asisten pelatih Timnas U-19 itu mengatakan, bagian yang terpenting yang tidak boleh ditinggalkan PSSI adalah bagaimana menyusun kompetisi berjenjang yang baik dan berkesinambungan. Program itu penting artinya demi menyediakan supply pemain bagi Timnas di segala tingkatan umur.

“Tidak ada yang salah dengan itu, tapi yang terpenting kita perlu kompetisi kelompok umur yang berkesinambungan agar dapat memasok Timnas,” sebutnya.

Gunakan sport science

Timnas U-16 saat ini selangkah lebih maju dengan menggunakan sport science sebagai bagian dari persiapan menuju Piala Asia U-16 dalam pemusatan latihannya.

Di antaranya adalah tes fisik pemain. Bima Sakti mengatakan tes ini untuk mengetahui kondisi fisik dari para pemainnya.

“Dengan tes ini saya dan tim pelatih jadi mengetahui sejauh mana kondisi fisik pemain, dan saya harapkan nanti hasilnya semua baik. Pemain melakukannya dengan tertib, dan semua pemain turut ikut menjalani test fisik ini,” jelas Bima.

Ketika pelaksanaan tes, Selasa (08/12/2020) siang, ada beberapa komponen tes yang dilakukan seperti tes komposisi tubuh (persentase lemak tubuh, massa otot), tes kekuatan eksentrik otot hamstring (nordbord test), tes power dan vertical jump dengan force plate, tes kekuatan otot isometric hip abductor-adductor dengan force frame, 3D Movement analysis dengan humantrack system.

Pelatih yang juga mantan kapten Timnas senior itu menyebutkan, tes yang dilakukan bertujuan mengurangi risiko cedera dan melihat kekurangan pemain sepak bola dari segi strength, postural, movement, power.

“Sehingga nantinya bisa mempermudah fisioterapis dan pelatih fisik untuk membuat program pencegahan cedera serta peningkatan kemampuan dari si pemain itu sendiri,” tandasnya. (*)