Rumah Makan Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat

Rumah Makan Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat

KORANBERNAS,ID, GUNUNGKIDUL – Upaya mengikis habis penyebaran virus Corona diperlukan peran aktif berbagai pihak termasuk pengusaha warung makan. Untuk inilah, warung makan pada masa pandemi Covid-19 ini berkewajiban menerapkan protokol kesehatan secara ketat, bukan hanya bagi pembelinya, namun juga penjualnya.

Salah satu warung makan di Gunungkidul yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat di antaranya Omah Wedangan “Omahena” di Kalurahan Logandeng Kapanewon Playen, yang dibuka Jumat (27/11/2020).

Ketika masuk pekarangan rumah makan ini, semua pembeli wajib cuci tangan dengan sabun pada air mengalir yang memang sudah disediakan.

Semua yang ada di rumah makan ini juga wajib bermasker dan menjaga jarak. “Sejak awal kami sudah berkomitmen menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dengan upaya ini kami harapkan Gunungkidul segera bebas dari pandemi Covid-19,” kata Tinus Tri Sulistyo, pemilik warung makan Omah Wedangan “Omahena”.

Rumah makan dengan bangunan tradisional limasan ini menyajikan berbagai menu tradisional khas Gunungkidul, di antaranya sayur lombok ijo, brongkos, sayur lodeh dan yang lain.

Untuk camilan tersedia aneka gorengan ditambah berbagai jenis minuman tradisional mulai teh, jeruk, kopi, secang, sekoteng dan jahe.

Meski tempat dan makanan yang disajikan dengan menu tradisional, menurut Tinus, pelayanannya mengusung konsep modern, namun tetap harga normal dan mengutamakan adat Jawa yang kental, utamanya pada etika dan kesopanan. Omahena buka setiap hari mulai pukul 08:00 hingga 22:00.

Diakui, nama rumah makan Omahena terdengar agak asing. “Namun sebenarnya Omahena ini artinya rumah yang enak. Sedang Ena sendiri dari Bahasa Jepang yang artinya baik. Sehingga Omahena kami harapkan membawa kebaikan bagi kami dan masyarakat,” katanya.

Lurah Logandeng Kapanewon Playen, Suhardi, menyambut baik keberadaan rumah makan berkonsep Jawa ini. “Keberadaan rumah makan ini secara langsung bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan Sudamto Purnomo dari Dinas Pariwisata Gunungkidul yang mengakui budaya wedangan sudah kental di masyarakat Gunungkidul. (*)