Semakin Banyak Warga Divaksin, Efektivitas Vaksin Makin Baik

Semakin Banyak Warga Divaksin, Efektivitas Vaksin Makin Baik

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Varian Omicron yang merupakan mutasi Covid-19 telah menyebar di sejumlah negara termasuk Indonesia. Di tengah penyebaran dan mutasi virus yang terus berkembang di dunia, vaksinasi kian penting untuk membentengi diri dari risiko penularan.

Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK(K), Ph.D, FISQua menjelaskan, virus Corona pada dasarnya dapat terus bermutasi karena bersifat labil. Dia menjelaskan, setiap kali membelah diri, ada risiko virus ini akan bermutasi.

Sebagian besar hasil mutasi virus itu tidak berkembang dan mati. Tapi sebagian lainnya bermutasi, namun tidak memberi dampak signifikan. Dari hasil mutasi tersebut, sebagian kecil mampu berkembang dan menjadi varian baru. Mutasi virus yang bertahan dan berkembang inilah yang kemudian menjadi varian dengan kemampuan menginfeksi.

“Sifat-sifat dasarnya masih sama, tetapi ada perubahan. Misalnya dalam hal daya infeksiusnya,” ujar Tonang, Jumat (17/12/2021).

Tonang menjelaskan, efektivitas vaksin dalam mengurangi risiko sakit berat bila terinfeksi Covid-19 pada masyarakat, akan dipengaruhi banyak hal. Salah satunya seberapa banyak orang yang sudah memiliki antibodi di sekitarnya. Semakin banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi, lanjutnya, maka vaksin akan semakin efektif.

“Maka efektivitas vaksin antar daerah bisa berbeda. Apalagi antar negara,” ujarnya.

Dia menjelaskan, vaksin bekerja pada tubuh dengan memicu antibodi yang spesifik mengikat antigen virus. Pada kasus Covid-19, target utamanya adalah protein S, karena berada paling luar, paling menonjol, dan berfungsi membuka kunci masuk ke dalam sel manusia. Protein S itu dibentuk berdasarkan resep dari gen S yang terdiri dari rangkaian nukleotida panjang. Ada bagian dari gen S yang sudah jelas fungsinya membentuk protein S, tapi ada pula yang belum kita ketahui pasti.

Dia menerangkan, mutasi virus baru bermakna bila mengubah protein S yang seharusnya dihasilkan. Seberapapun mutasinya, bila protein S yang dihasilkan masih tetap teridentifikasi, maka antibodi S masih tetap dapat mengikatnya.

“Semakin banyak perubahannya, semakin sulit dibaca. Semakin banyak lagi mutasi, mungkin masih terbaca, tapi butuh waktu lebih lama. Jadi ada risiko terlewatkan,”katanya.

Terkait apakah vaksin masih mampu menghadapi varian Omicron, Tonang menyebut, hal tersebut masih memerlukan waktu untuk dapat dipastikan. Namun, dia menegaskan, bahwa setiap orang yang memiliki antibodi dari vaksin, tetap jauh lebih terlindungi daripada tidak memiliki antibodi sama sekali atau yang belum vaksin.

“Yang paling penting saat ini adalah secepatnya dan sebanyak-banyaknya memberikan vaksinasi kepada masyarakat agar efektivitas vaksin dapat terus dijaga,” ujar Tonang.

Segera Vaksinasi

Dalam rilis yang dikirimkan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate meminta masyarakat yang belum divaksin untuk segera melakukan vaksinasi di fasilitas terdekat. Pemerintah mendorong vaksinasi sebagai salah satu upaya utama dalam mencegah penyebaran varian Omicron.

Menurutnya, sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama yang sudah divaksin.

“Kunci pencegahan penyebarannya adalah segera divaksin. Kemudian menaati protokol kesehatan, tetap waspada, dan tidak panik. Untuk itu, semua warga yang belum divaksin agar segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin,” ujar Johnny, Sabtu (18/12/2021).

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengumumkan satu kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron telah terdeteksi di wilayah Indonesia. Kasus pertama ini terdeteksi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

“Munculnya kasus ini tidak terelakkan karena salah satu karakter varian Omicron adalah penularannya yang sangat cepat. Waspada penting, tapi jangan panik,” kata Johnny.

Menkominfo menegaskan, hal yang harus dilakukan dilakukan saat ini adalah berupaya sekuat tenaga agar varian Omicron tidak meluas dan menghindari terjadinya penularan lokal. Seluruh elemen masyarakat diminta agar menjaga situasi Indonesia tetap baik dan mempertahankan tingkat penularan rendah.

Menteri meminta, pemerintah daerah untuk menggencarkan penelusuran dan pengetesan kontak erat guna mendeteksi kasus konfirmasi secara lebih dini.

“Pejabat negara dan seluruh warga diharapkan dapat membatasi mobilitas dengan tidak melakukan perjalanan, utamanya ke luar negeri untuk sementara waktu sampai situasi pandemi mereda,” ujarnya.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, memastikan Sleman telah siap menghadapi berbagai kemungkinan terkait temuan kasus Omicron di Indonesia. Pemkab, katanya, telah menyiapkan fasilitas kesehatan baik rumah sakit maupun isolasi terpusat (Isoter) untuk menghadapi varian baru corona Omicron ini.

Kustini menuturkan, untuk persiapan kalau varian Omicron masuk DIY atau Sleman, Pemkab Sleman sudah siap baik isoter maupun rumah sakit. “Untuk bed semua sudah siap katena ini sudah disiapkan sejak Covid-19 varian delta kemarin,” katanya.

Untuk isoter ia memastikan saat ini terdapat dua isoter yang aktif yakni Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang, dengan kapasitas 132 bed untuk Asrama Haji dan 105 bed untuk Rusunawa Gemawang. “Tapi tetap berdoa semoga Omicron tidak masuk Sleman,” ujarnya. (*)