Seniman Haus Pentas Rela Tampil Tanpa Penonton

Seniman Haus Pentas Rela Tampil Tanpa Penonton

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Dewan Kesenian Purworejo (DKP) mengelar pentas ketoprak dan wayang kulit secara daring, Jumat-Sabtu (21-22/5/2021). Pentas bertajuk Syawalan Seniman 2021 kali ini disiarkan secara live melalui Youtube Dewan Kesenian Purworejo (DKP) dan Dinkominfo Purworejo.

Pementasan mematuhi protokol Kesehatan (prokes) sangat ketat. Masyarakat penggemar ketoprak dan wayang kulit tidak bisa hadir di lokasi melainkan menyaksikan secara virtual.

Panitia bekerja sama dengan Satgas Covid-19 Kecamatan Kutoarjo, terdiri dari Koramil, Polsek, Satpol PP dan Puskesmas, untuk mencegah kerumunan.

Ketua panitia kegiatan, Hantoro Wibowo, mengatakan pengambilan gambar dilakukan di Pendopo Wakil Bupati Purworejo.

“Pentas ini dengan pembatasan ketat mengingat lokasi itu semi terbuka. Panitia tidak mengundang siapa pun, kecuali para seniman penampil dan kru video,” katanya.

Gapura masuk pendapa di sisi timur dan barat Alun-alun Kutoarjo ditutup. Petugas berjaga sepanjang trotoar depan pendapa. “Kalau ada kerumunan penonton, kami sepakat membubarkan mereka,” tegasnya.

Hantoro berharap para seniman memahami situasi tersebut dengan menahan diri tidak hadir di lokasi pengambilan gambar, kecuali mereka yang pentas atau bertugas sebagai pendukung.

Haus pentas

Seniman yang tampil dan petugas pendukung juga diminta tidak membawa keluarga atau rekan komunitas mereka untuk hadir.

Pelarangan itu bukan dalam rangka membatasi ekspresi seniman Purworejo yang selama satu setengah tahun ini kesulitan pentas akibat pandemi.

Ada kesempatan pentas meski tanpa penonton pun pantas disyukuri.

“Kami paham kita semua haus pentas. Barangkali rasanya sepa kalau pentas tidak disaksikan orang banyak. Tapi mohon dipahami, kita sudah boleh pentas saja adalah berkah. Sepatutnya kita syukuri dengan menjaga kepercayaan itu, yakni benar-benar menjaga protokol kesehatan,” tandasnya.

Hantoro mengajak publik Purworejo untuk menyaksikan pentas itu secara daring di channel Youtube Dewan Kesenian Purworejo dan Dinkominfo Purworejo.

Pementasan ketoprak dilakukan Jumat (21/5/2021) malam sedangkan wayang kulit diselenggarakan Sabtu (22/5/2021) malam.

Hantoro menambahkan Pergelaran Wayang Kulit Climen menjadi pentas pamungkas kegiatan seni selama lima hari. Pentas yang digelar secara hybrid atau kombinasi daring dan luring itu, diselenggarakan di Pendopo Wakil Bupati Purworejo di Kecamatan Kutoarjo.

“Seperti gelaran ketoprak malam kemarin, wayang kulit akan diselenggarakan secara hybrid, atau pentas wayang yang ditayangkan secara live di channel Youtube Dewan Kesenian Purworejo,” kata Ketua Panitia Syawalan Seniman itu.

Ditegaskan, panitia tidak membuka gelaran itu untuk umum. Hanya sejumlah seniman dan pengurus DKP yang hadir menyaksikan pentas.

Sebelum pentas wayang kulit, DKP memutar film dokumenter karya peserta workshop yang diselenggarakan Komite Film dan Fotografi DKP, beberapa hari sebelumnya.

Seniman Komite Tari DKP mementaskan karya menjelang seremonial penutupan. Penutupan Syawalan Seniman dilakukan Ketua DKP Angko Setiyarso Widodo dengan menancapkan gunungan wayang. “Setelah penutupan, baru pentas wayang. Waktunya terbatas. Maksimal pukul 23:00 selesai. Dalangnya Nyi Dwi Puspita dan Ki Andreas Novianto, dengan lakon Babat Alas Mrentani,” ungkapnya.

Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo Agung Pranoto mengemukakan, pihaknya mengapresiasi gelaran Syawalan Seniman selama lima hari terakhir yang tetap patuh menjalankan protokol kesehatan.

“Memang situasinya sulit, tapi tetap bisa disiasati, yakni koordinasi dengan satgas kecamatan, dan selalu menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.

Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Kutoarjo, Sumarjana,  mengatakan pihaknya berusaha keras menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Saya bersyukur dan merasa bangga, karena penikmat ketoprak dan wayang mematuhi instruksi kami,” jelas Camat Kutoarjo itu.

Pihaknya memperketat penjagaan. Gapura sisi timur dan barat dijaga satgas. “Begitu ada kerumunan kami siap membubarkan. Tidak ada masyarakat yang datang. Yang datang hanya panitia dan kru pendukung pementasan,” jelasnya kepada koranbernas.id melalui video call.

Dari video call terlihat pementasan sepi penonton, hanya dihadiri panitia, kru pendukung dan Satgas Covid-19 Kecamatan Kutoarjo. Tersedia 50 kursi namun yang diduduki hanya sekitar 20.

“Saya sangat senang pementasan berjalan lancar dengan mematuhi prokes. Semoga semua sehat,” sebutnya. (*)