Sering Sakit Kepala? Bisa Jadi Tanda-tanda Gangguan Penglihatan

Sering Sakit Kepala? Bisa Jadi Tanda-tanda Gangguan Penglihatan

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Mata adalah alat vital penglihatan yang memiliki fungsi utama menerima informasi. Inilah pentingnya menjaga kesehatan mata.

“Harus waspada jika terjadi gangguan penglihatan, segera berkonsultasi, sehingga bisa diketahui sedini mungkin,” ungkap Fatimah Verena Ptrihastyari Agus Bastian, Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo.

Pada acara virtual sosialisasi penanganan kegawatdaruratan mata di Dinas Kominfo Kabupaten Purworejo Senin (10/5/2021), dia menyebutkan tanda-tanda terjadinya gangguan penglihatan.

Antara lain mata merah, nyeri dan bengkak pada mata. Kemudian, terjadi penurunan tajam penglihatan, sering sakit kepala, kemunduran penglihatan pada senja hari serta ada bintik putih di orang-orangan mata.

Gangguan penglihatan bisa disebabkan katarak dan disebabkan kelainan refraksi. Katarak harus dilakukan tindakan operasi. Sedangkan kelainan refraksi merupakan kelainan mata terbanyak yang terjadi di masyarakat. Jenis kelainan refraksi yakni rabun jauh, rabun dekat, silindris dan rabun dekat usia lanjut.

Fatimah Agus Bastian sebagai narasumber Kegiatan yang diselenggarakan Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Provinsi Jawa Tengah dengan peserta TP PKK Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen itu memaparkan materi tentang peran PKK dalam penanggulangan gangguan penglihatan.

Turut mendampingi Wakil Ketua Erna Setyowati Said Romadhon, Titik Mintarsih, sekretaris Maini Widarto dan sejumlah pengurus PKK kabupaten.

Menurut Fatimah, untuk mencegah gangguan refraksi yakni mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang mengandung vitamin antara lain  wortel, ikan, kacang-kacangan, jeruk, sayuran hijau, ubi jalar, daging sapi, telur, dan minum air putih.

Selain itu, juga menerapkan perilaku hidup sehat antara lain membaca dalam posisi duduk, penerangan cukup, jarak baca 30 senti. “Istirahatkan mata selama 1-2 jam, setelah aktivitas mata pada jarak dekat seperti membaca, menonton tv, komputer dan gadget,” jelas Fatimah.

Peran PKK dalam penanggulangan gangguan penglihatan dilaksanakan melalui sosialisasi pemeriksaan mata maupun menyebarluaskan informasi tentang pelaksanaan operasi katarak. Ini dilakukan bekerja sama dengan kader, Posbindu dan juga swasta.

Dia berpesan untuk memakai alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja atau beraktivitas yang berisiko terjadi trauma/gangguan penglihatan.

Disamping itu, juga mengurangi atau membatasi kontak terhadap paparan risiko lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan.

PKK bekerja sama dengan petugas Puskesmas melakukan survailans gangguan penglihatan, deteksi dini gangguan penglihatan, kampanye Germas A (aktivitas fisik) B  (makan buah dan sayur) C (cek kesehatan secara berkala).

Kepala seksi pelayanan BKIM Herti Rachmawanti mengatakan, sosialisasi ini dilaksanakan secara virtual karena masih dalam masa pandemi Covid-19. Sosialisasi sudah dilakukan di kabupaten kota dengan tatap muka, namun untuk Purworejo dan Kebumen baru bisa dilaksanakan secara virtual.

Tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada TP PKK tentang gangguan penglihatan dan pentingnya menjaga Kesehatan mata.

Berdasar data di Jawa Tengah gangguan penglihatan mencapai 3,1 persen melebihi data nasional yang mencapai 2 persen lebih. Untuk menurunkan angka tersebut dilakukan kerja sama dengan TP PKK kabupaten kota di Jawa Tengah. (*)