Setahun Tak ke Sekolah, Kami Bahagia Bisa Lulus

Setahun Tak ke Sekolah, Kami Bahagia Bisa Lulus

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA--Mata Slamet Purwo dan sejumlah guru SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta (Muha) berkaca-kaca dalam wisuda siswa kelas XII di sekolah setempat, Senin (3/5/2021). Dengan suara bergetar, Slamet menceritakan pengalaman luar biasa bersama 277 peserta didik, yang akhirnya bisa mengenakan toga tanda kelulusan dalam wisuda yang digelar secara luring dan daring.

Dari 277 siswa, hanya 11 orang diantaranya yang berkesempatan mewakili seluruh siswa untuk diwisuda secara langsung di sekolah, dengan protokol kesehatan yang ketat. Mereka ditemani satu wakil orang tua.

Bagaimana tidak. Pandemi Covid-19 yang muncul di DIY sejak Maret 2020 lalu memaksa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka atau luring di sekolah tersebut berhenti total. Termasuk siswa kelas XII yang harus menyelesaikan pembelajaran mereka untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

“Saat salah satu siswa kami membacakan sambutannya dengan disertai video kebersamaan kami semua sebelum pandemi di sekolah. Saya susah sekali menahan air mata. Meski mereka tidak bisa belajar ke sekolah karena harus daring selama setahun terakhir, ternyata kebanggaan mereka terhadap sekolah ini tetap luar biasa. Mereka bahkan berterimakasih kepada kami yang telah membimbing mereka hingga bisa lulus dan melanjutkan kuliah,” papar Slamet.

Perubahan paradigma pembelajaran dari luring menjadi daring, dan keterbatasan komunikasi tatap muka tak membuat anak-anak didik putus asa untuk mengejar mimpinya untuk lulus dan melanjutkan kuliah. Terbukti, 20 siswa sekolah tersebut sudah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) favorit di sejumlah daerah.

Angka ini kemungkinan masih akan bertambah, karena seleksi PTN dan PTS masih berlanjut hingga Agustus 2021 mendatang. Kebanggaan dan rasa syukur inilah yang membuat para guru dan kepsek menjadi sangat terharu.

“Kualitas siswa kami pun ternyata tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelum pandemi. Banyaknya siswa yang lolos ke seleksi PTN jadi salah satu bukti,” tandasnya.

Karenanya, sebagai ucapan syukur wisuda, sekolah mencoba berbagi kebahagiaan dengan memberikan bantuan paket sembako. Sekitar 150 paket sembako dibagikan pada tukang becak, pemulung dan warga sekitar sekolah yang membutuhkan.

“Kami juga membagikan bantuan ke tiga tempat lain di Sleman dan Gunungkidul melalui koordinasi dengan pengurus muhammadiyah,” jelasnya.

Ditambahkan Wakasek Bidang Kurikulum SMA Muha Yogyakarta, Retno Sumirat, sebanyak 277 peserta didik kelas XII tahun 2020-2021 yang diwisuda kali ini terdiri dari 168 siswa kelas IPA dan 109 siswa kelas IPS. Selain 11 siswa dan orang tua, sekolah hanya mengumpulkan para guru yang menjadi panitia wisuda untuk datang ke sekolah.

“Kami mengajak kepada seluruh hadirin agar tetap menjaga protokol kesehatan minimal menjaga jarak, mengenakan masker dan selalu mencuci tangan setiap saat agar dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 selama wisuda,” imbuhnya.(*)