Siap Berlaga di Vietnam, Timnas WSDC Indonesia Optimis Meraih Prestasi

Siap Berlaga di Vietnam, Timnas WSDC Indonesia Optimis Meraih Prestasi

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Timnas Kejuaraan Debat Sekolah Tingkat Dunia World School Debating Championship (WSDC) 2022 Indonesia, berhasil meraih predikat Octofinalist dan masuk dalam peringkat sepuluh besar dunia.

Prestasi ini dinilai lebih baik dibandingkan prestasi pada tahun 2020 dan 2021. Pada 2023, timnas ini siap bertanding di WSDC yang berlangsung di Vietnam.

Team Manager Timnas WSDC Rahmat Nurcahyo menjelaskan, WSDC merupakan kejuaraan debat tingkat dunia tahunan yang mempertemukan tim debat jenjang sekolah menengah atas seluruh dunia.

Satu negara diwakili satu tim yang terdiri dari empat sampai enam peserta. Tahun 2022, sebanyak 66 negara mengikuti WSDC yang dilaksanakan secara daring oleh IDEA The Netherlands.

“Tim Indonesia ini dibentuk sejak awal Januari tahun 2022. Mereka menjalani pelatihan nasional pada Juli 2022 dengan dukungan Pusat Prestasi Nasional yang berada di bawah Kemendikbud Ristek Dikti. Indonesia telah mengirimkan personel terbaik, pelajar yang mempunyai talenta luar biasa. Bukan saja dari sisi penguasaan Bahasa Inggris tetapi juga penguasaan permasalahan dunia," ujar Rahmat dalam Konferensi Pers WSDC 2022 di Platinum Hotel Yogyakarta, Rabu (17/8/2022 ).

Rahmat menambahkan, WSDC tahun 2022 dilaksanakan secara daring dengan dua divisi yang berbasis zona waktu. Tim Indonesia dengan UTC+7 berdebat di zona waktu Eastern. Terdapat delapn babak penyisihan dan babak eliminasi. Tim Indonesia selama babak penyisihan berhasil mendapatkan lima poin kemenangan.

Indonesia menang melawan Albania, Tanzania, Kamboja, Thailand dan Taiwan. Dengan kemenangan tersebut Tim Indonesia berhasil menduduki peringkat sepuluh dan melaju ke babak eliminasi. Pada babak eliminasi Partial Double Octos, Indonesia berhasil mengalahkan Tim Skotlandia.

Timnas WSDC 2002 terdiri dari Aurellia Sherlina Siswanto (SMAN 1 Mataram), Collin Marvel Junus (Jakarta Intercultural School), Bonfilio Dazzle Valeriano Gyula (ACS Jakarta), Shafira Novianti Adi Dwi Putri (Surabaya Intercultural School), Rico Chandra (Bina Bangsa School Pantai Indah Kapuk) dan Nadyne Apung (Jakarta International School).

Sedangkan Tim Pembina WSDC Indonesia terdiri dari adalah Rachmat Nurcahyo (dosen Universitas Negeri Yogyakarta) sebagai Team Manager, Luthfie Abudahman (alumni ITB) sebagai coach dan anggota pelatih lain yaitu Astri Agustina (alumni UGM), Jane Revavelin (alumni ITB), Jennifer Taruno (Universitas British Colombia), dan Andree Chandra (alumni Univ Bina Nusantara).

Selain itu, dua Pembina lain I Nyoman Rajin Aryana (Poltek Negeri Bali) dan Dora Angelina Aruan (UNIKA Atmajaya Jakarta) turut mendampingi tim Indonesia.

Mengenai penghargaan The Octofinalist yang diraih Timnas WSDC Indonesia ini, menurut Rahmat, bersifat prepared dan impromptu.

Mosi debat mencakup berbagai permasalahan dunia seperti Hubungan Internasional, Pendidikan, Lingkungan, Media Massa, Politik, Ekonomi, Post Kolonialisme serta permasalahan dunia lainnya.

Prestasi Tim Indonesia tahun 2022 sebagai peringkat sepuluh dan Octofinalist lebih baik dari prestasi tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 dan 2021 Tim Indonesia berada di luar sepuluh besar dan tidak mampu melaju ke babak eliminasi. Tim WSDC Indonesia tahun ini juga dipersiapkan untuk WSDC tahun 2023 yang akan dilaksanakan secara luring di Vietnam.

Bonfilio Dazzle Valeriano Gyula, salah seorang anggota Tim WSDC 2022 menyampaikan, prestasi yang diraih Timnas WSDC 2022 tak lepas dari persiapan yang mereka lakukan sebelumnya.

Persiapan tersebut antara lain ikut serta dalam debat-debat internasional lain sehingga mempunyai gambaran tentang pola permainan serta strategi yang seharusnya dimainkan.

Sedangkan mengenai penguasaan Bahasa Inggris dari para wakil Timnas WSDC ini, Aurellia Sherlina Siswanto mengakui hal tersebut tidak terlepas dari kebiasaan mereka sehari-hari dalam berkomunikasi.

Namun yang menjadi bekal utama dalam WSDC ini adalah wawasan dalam menguasai permasalahan yang diajukan, sehingga mereka mempunyai argumen yang kuat saat melakukan debat.

Setiap harinya mereka selalu membekali diri dan mencari sumber-sumber informasi mengenai perkembangan permasalahan, seperti berita, jurnal, buku, data-data penelitian terbaru dan lain-lain.

“Selain membaca berbagai sumber literasi, kita juga terus update berbagai persoalan dunia sehingga kita tidak tertinggal dengan isu dan permasalahan yang sedang trending saat ini," ujar Aurelia. (*)