Soeseno Mengingatkan Tantangan Akan Semakin Berat

Soeseno Mengingatkan Tantangan Akan Semakin Berat

KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno mengingatkan, ke depan tantangan organisasi APTI dan sektor pertembakauan akan semakin berat. Untuk itu, ia meminta agar jajaran pengurus APTI bekerja lebih giat dan bersemangat, memperkuat organisasi dan memperkuat sinergitas dengan seluruh pemangku kepentingan.

Soeseno mengatakan hal ini, saat menghadiri serta membuka acara Musyawarah Daerah (Musda) APTI DIY, Jumat (27/11/2020) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. Musda dihadiri oleh perwakilan pengurus dari seluruh DIY dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari mencuci tangan pakai sabun, pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun, wajib mengenakan masker selama acara, serta patuh menjaga jarak.

Tokoh dari Jember ini mengatakan, pertanian tembakau selama ini masih sering menghadapi persoalan baik menyangkut teknis budidaya, hingga kendala pemasaran. Di sinilah peran pengurus sangat diperlukan, agar petani tembakau semakin lama akan semakin pintar dan sejahtera dari budidaya tembakau.

“Saya berharap, pengurus yang baru semakin baik, semakin solid. Organisasi ini perlu diperkuat oleh kepengurusan yang muda. Sehingga aka nada regenerasi dan sekaligus mewarisi kultur pertembakauan di Indonesia,” kata Seno.

Ia mengatakan, situasi pertembakauan sepanjang 2020 dalam kondisi yang berat. Pandemi Covid-19 membuat industri lesu, yang ikut mempengaruhi serapan tembakau hasil panen petani. Industri, katanya, surut sebesar 10-11 persen. Sedangkan industry menengah ke bawah yang selama ini menjadi penyerap utama tembakau kualitas rendah, banyak yang tutup karena pandemi.

“Harga tembakau menjadi merosot tajam. Kalaupun ada yang masih terserap, kebanyakan adalah milik petani yang masuk dalam program kemitraan. Tapi sekali lagi, harganya juga jatuh, tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Lebih repot lagi, kalau pemerintah jadi menetapkan cukai 23 persen. Ibaratnya petani tembakau akan terkena beban ganda,” lanjut Seno.

Sekretaris DPD APTI DIY masa bakti 2021-2025, Triyanto mengatakan, pengurus terpilih akan segera berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di DIY.

Pengurus baru juga akan melakukan konsolidasi menyeluruh mulai dari pengurus anak cabang dan pengurus cabang, serta melakukan komunikasi efektif dengan dinas terkait sebagai wakil pemerintah daerah.

Dengan cara ini, ia berharap antara APTI dan pemerintah daerah akan berjalan selaras dan bersinergi, untuk bersama-sama memajukan pertanian tembakau.

Tri mengakui, pertanian tembakau selama ini masih sering menghadapi kendala. Baik menyangkut teknis budidaya maupun pemasaran. Untuk budidaya misalnya, perlu pemahaman yang baik dari petani mengenai cuaca.

“Selama ini, kami sudah bersinergi dengan BMKG. Rekomendasi dari BMKG menjadi pertimbangan penting bagi kami dalam menanam tembakau. Ke depan sinergi ini akan kami perkuat, sosialisasi dengan kawan-kawan petani di seluruh wilayah juga ditingkatkan. Sedangkan untuk pemasaran, kami berharap dapat memperkuat kerjasama dengan jalur pabrikan,” katanya.

Triyanto yang aseli Sleman mengatakan, lahan pertanian tembakau cenderung mengalami peningkatan. Di Sleman misalnya, saat ini memiliki lahan pertanian tembakau sekitar 900 hektar, dengan produksi per hektar sekitar 1 ton. (*)

 

Daftar Pengurus APTI 2021-2025

Ketua : Djuwari

Ketua 1 : Djuwahir

Ketua 2 : Suratman

Sekretaris : Triyanto

Sekretaris 1 : Parmin

Bendahara : Haris Purwanto

Bendahara 1: Sarijan