Sri Bandu Bahagia Naraya jadi Seragam ASN

Sri Bandu Bahagia Naraya jadi Seragam ASN

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO – Kebahagiaan terpancar  di wajah Sri Bandu. Bilamana tidak, motif Batik Wora Wari Karya Seni Batik (Seba) Naraya miliknya terpilih menjadi seragam yang dikenakan ASN (Aparatur Sipil Negara) di Kabupaten Purworejo.

Perjuangannya mengikuti sayembara motif batik untuk seragam ASN tak sia-sia. Dia kini bisa melihat setiap ASN di kabupaten tersebut mengenakan motif batik buatannya.

"Motif batik Kembang Wora Wari yang dikenakan para ASN  diharap mampu membuat mereka seperti Kembang Wora Wari yang bisa hidup di mana saja, Warna Merah mengedepankan Keberanian sebagai pembawa amanah dan pengambil kebijakan yang punya kontribusi buat masyarakat,” kata Sri Bandu berfilosofi, Kamis (22/4/2021).

Ibu dua putri tersebut menuturkan dalam motif batik buatanya, disela Kembang Wora Wari ada motif gunungan. Gunungan tersebut atasnya runcing, menggambarkan Ketuhanan, agar ASN ingat Allah selalu. Selain itu, lambang gunungan juga diperuntukkan, agar ASN tersebut bisa mencapai karier puncak.

Sri Bandu menceritakan, awalnya dirinya belum memiliki ketertarikan dengan dunia batik. Namun seiring perjalanan waktu, saat dirinya yang bersuamikan Drs. Sunardi yang merupakan ASN, dirinya harus aktif dalam Tim Penggerak PKK Kabupaten Purworejo, perlahan mulai mengenal dunia Seni Batik.

"Kebetulan saya didhapuk sebagai penanggunjawab Pokja 3 yang saat itu mendampingi pelatihan batik ke Semarang pada tahun 2015, mulailah saya tertarik Seni Batik,” kata ibu 2 putri ini saat ditemui di rumahnya yang asri dan artistik di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, beberapa hari yang lalu.

Seperti ada tantangan dan seni ketekunan tersendiri “Kok asyik ya, pas gambar nya pakai alat yang namanya Canthing padahal harus telaten, dan saya sangat tertantang saat membuat sebuah desain,” tambahnya.

Dari sinilah Sri Bandu serius menjadikan Seni Batik sesuatu yang digelutinya. Mengaku belajar dari nol, namun semangat dan rasa penasaran yang harus terobati dengan jawaban, menghantarkan dirinya bertekad untuk berkarya di bidang ini.

"Saya belajar dari nol, dengan modal semangat dan mencari informasi ke mana saja dari siapa saja soal batik, termasuk para perajin batik yang pernah eksis di Purworejo yang tersebar di beberapa desa,” jelasnya.

Tak hanya itu, Sri Bandu juga tak pelit untuk berbagi ilmu yang didapatnya, terbukti dirinya berbagi dengan para tetangga seputar rumahnya dalam memulai produksi batik. Bahkan, saat ini kalau ada pengrajin batik lainnya memproduksi Batik ASN, dirinya tidak mempersoalkan.

"Motif batik ASN Kembang Wora Wari sudah saya patenkan. Jika pengrajin lainnya akan membuat, silahkan saja, saya tidak akan minta royalti, asalkan ijin terlebih dahulu," sebutnya.

Nama Seni Batik Naraya (Seba Naraya) dipilihnya sebagai merk dagang karyanya yang artinya Bidadari. Berbagai motif yang merepresentasikan Purworejo menjadi ciri dan karakter karyanya. Seperti Buah Manggis, Dedaunan, Gunungan, Bunga Wora Wari, Buah Kokosan, Kambing Etawa, Durian dan Bedug mewarnai karyanya. Kesemuanya memiliki filosofi yang mulia.

“Saya belajar dari nol, dengan modal semangat dan mencari informasi ke mana saja dari siapa saja soal batik, termasuk para perajin batik yang pernah eksis di Purworejo yang tersebar di beberapa desa.”

Ilmu batik yang didapatnya, oleh Sri Bandu dibagikan lagi kepada para tetangga. Bahkan para tetangga yang belajar membatik kepadanya diangkat menjadi karyawannya.

Pelan tapi pasti, usaha Seba Naraya semakin maju. Pesanan mulai membanjiri usaha batiknya. Untuk itu Sri Bandu semakin mengeksplor motif batik yang merepresentasikan Bumi Purworejo.

Seperti Buah Manggis sebagai bagian dari motif batik, yakni tiada lain karena buah ini semuanya punya khasiat yang tinggi, mulai dari buah, getah dan kulitnya. Bentukan itu kesemuanya dikerjakan dengan memodifikasi ataupun memberi improvisasi sehingga tampilannya bukan lagi wujud buah apa adanya, namun lebih artistik.

Sri Bandu juga rajin mencari nara sumber dan informasi segala sesuatu yang berkaitan dengan motif batik Purworejo yang pernah eksis jaman dahulu. Seperti warna Sogan yang kehitaman dan sedikit Putih pada bentukan Kukilo Ngumboro, menjadi kajian penting untuk dijadikan referensi.

“Seba Naraya melayani karya batik tulis, lukis dan cap, maupun kombinasi.” tambahnya.

Puluhan Kain Batik Lawasan yang berumur ratusan tahun masih tersimpan rapi di Galeri Seba Naraya menjadi koleksi dan bahan kajian penting buat perkembangan batik di Purworejo.

Dalam perkembangannya Seba Naraya tampil eksis dengan karakter yang kuat, seperti yang terlihat dalam sebuah display di Galeri Naraya. Tak pernah berhenti berinovasi dan berkarya, permintaan dan order karya Naraya baik partai besar dan kecil terus saja berjalan.

Pandemi Covid-19 meski nyata memberi efek negatif, namun dirinya masih bersyukur bisa berbagi dengan para pembatik kecil yang didampinginya terus berproduksi dan berkarya. “Order masih saja ada meski sedikit berkurang karena Pandemi.”

Sri Bandu juga tak pelit ilmu, dirinya mengagas agenda pelatihan membatik untuk anak anak muda, mulai dari anak usia TK dan SD sebagai regenerasi pecinta batik.

“Saya pingin Seba Naraya ini sebagai rumah Pokja 3 siapa saja bisa belajar bersama di sini.”

Ide segar dan inovatif selalu mengalir di Seba Naraya, seperti karya sepatu yang dimodifikasikan dengan kain batik, Naraya menggandeng pengerajin sepatu kulit dari Kutoarjo. Di Galerinya batik karya Seba Naraya diharga mulai dari Rp. 100.000,00 sampai harga tak terbatas.(*)