Sri Sultan Sampaikan Sapa Aruh, DIY Percepat Bansos Pandemi

Sri Sultan Sampaikan Sapa Aruh, DIY Percepat Bansos Pandemi

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan HB X kembali menyampaikan Sapa Aruh dan Maklumat Rakyat di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Rabu (21/7/2021). Bertajuk "Yogya Satu, Bangkit Bersama", Pemda DIY terus akan mempercepat penanganan pandemi Covid-19, termasuk pencairan bantuan sosial (bansos).

Percepatan kelancaran bantuan sosial dari Pemerintah Pusat berupa uang, sembako maupun vitamin dan obat-obatan bagi mereka yang berhak. Sedangkan dari APBD dan Danais segera dilakukan refokusing anggaran secara maksimal dengan merealokasi ke dana bantuan sebagai dampak pandemi covid serta pengadaan perlengkapan dan peralatan kesehatan yang mendesak diperlukan.

"Diikuti percepatan pelaksanaan vaksinasi, agar segera terbentuk imunitas kelompok atau herd immunity," paparnya.

Menurut Sultan, dengan pelonggaran PPKM, rakyat Yogyakarta pasti siap sedia untuk melakukan penegakan protokolnya secara mandiri. Hal ini seiring dukungan rakyat Yogyakarta terhadap NKRI yang tidak pernah surut.

Disadari bersama, jika membandingkan PPKM Darurat dengan PSBB saat diberlakukan pada awal pandemi ini muncul, sesungguhnya pada dasarnya tidaklah jauh berbeda. Yang membedakan mungkin adalah faktor psikologis masyarakat, berupa kejenuhan yang bagi sebagian besar rakyat kecil dirasakan sudah tak tertahanlan lagi karena sudah melewati batas ketahanan masyarakat.

Dalam menghadapi dilema itu, Sultan pernah memunculkan gagasan untuk mengusulkan penundaan PPKM Darurat dengan pelonggaran sementara dengan memberikan relaksasi dan nafas bagi mereka guna mencari nafkah kembali, betapa pun sulitnya. Dengan dasar pertimbangan keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi, Sultan punya kewajiban menyelamatkan rakyat dengan cara dan pendekatan berbeda.

"Namun tanpa mencederai tanggungjawab dan kewajiban saya kepada Presiden RI dan rakyat Yogyakarta," ungkapnya.

Sultan menambahkan, di hari-hari yang penuh cobaan-Nya ini, hendaklah menjadikan kita manusia yang tercerahkan secara akal, budi, dan spiritual. Akal kita menjadi jernih, emosi lebih terkendali, dan ruang spiritual mengarahkan diri kita untuk menjadi lebih cerdas, arif, lagi bijak dalam mempertimbangkan setiap kata dan perbuatan.

Konsekuensinya, kita harus belajar kembali menaruh harapan besar untuk masa depan yang lebih baik, agar tidak merugi. Sudah saatnya kita mengakhiri saling berujar kebencian dalam menghadapi prahara kehidupan sekarang ini.

Kita harus percaya, bahwa kebijakan perpanjangan terbatas PPKM Darurat ini, selain untuk melihat bagaimana penurunan pandemi selama masa inkubasinya, juga disertai harapan akan adanya pelonggaran bertahap. Mestinya Pemerintah juga sudah memikirkan dukungan diskresi kebijakan berikut pelaksanaannya guna meringankan beban kehidupan rakyat banyak.

Sebab setiap analisis pandemi selalu mengandung perangkaan yang relatif membaik atau memburuk secara fluktuatif yang ditunjukkan oleh indikator-indikator dari lapangan. Ada pun yang selalu memburuk adalah peluang kerja dan pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, kesehatan, keamanan, ketersediaan energi, penegakan hukum dan sebagainya.

"Mudah-mudahan sapa aruhini menjadi pambukaning warana, pengoyak tirai, untuk kita mau bersama-sama melakukan introspeksi dan evaluasi sekaligus mencanangkan maklumat rakyat dengan spirit dan ruh yogya satu, bangkit bersama yang juga membawa misi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Terutama bagi rakyat kecil yang setiap harinya berkutat dengan perjuangan hidup," imbuhnya.(adv)