Suara Mercon dan Takbir Bersahut-sahutan

Suara Mercon dan Takbir Bersahut-sahutan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Dalam situasi pandemi virus Corona atau Covid-19, umat muslim di Yogyakarta, Sabtu (23/4/2020) malam,  bergembira merayakan hari raya Idul Fitri 1441 setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Suara mercon dan takbir yang bersahut-sahutan menandai kegembiraan warga. Terlihat kilatan cahaya di langit berasal dari petasan yang meletus di udara. Usai salat Maghrib, takbir, tahlil dan tahmid langsung menggema dari pengeras suara di masjid-masjid. Sempat terhenti sejenak ketika waktu salat Isya tiba, suara mercon dan takbir kembali bersahut-sahutan.

Lebaran Idul Fitri tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) DIY serta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, sepakat tidak mengadakan takbir keliling pada malam perayaan lebaran.

Seperti diberitakan, NU dan Muhammadiyah di DIY sepakat meniadakan agenda kegiatan syiar keagamaan takbir keliling Hari Raya Idul Fitri 1441 H.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam Maklumat Bersama mengenai pelaksanaan rangkaian ibadah Idul Fitri 1441 H/2020 M dalam masa tanggap darurat pandemi Covid-19 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY, Edhi Gunawan, menjelaskan, kesepakatan tersebut juga melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY. “Kegiatan takbiran dilaksanakan di rumah masing-masing dan meniadakan takbir keliling,” ujarnya.

Sebagai gantinya, syiar kegiatan keagamaan ini berlangsung di sebagian masjid maupun mushala. Sedangkan salat Idul Fitri, Minggu (24/5/2020) esok paginya tidak diselenggarakan di tanah lapang.

Karena terjadi simpang siur informasi, rata-rata takmir masjid di DIY kemudian memutuskan menyelenggarakan salat Idul Fitri di masjid maupun area terbuka di sekitar lokasi masjid. Kemungkinan, jamaah hanya berasal dari sekitar lingkungan masjid.

Sedangkan Masjid Jogokaryan Yogyakarta akan  menyelenggarakan salat id di jalan raya depan masjid. Jalan yang berada di depan masjid tersebut sudah diberi penanda saf menggunakan cat putih.

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengakui terjadi simpang siur informasi di masyarakat terkait pelaksanaan salat Idul Fitri di rumah atau berkumpul di lapangan dan masjid.

“Dengan kebijakan yang kurang tegas dan kurang jelas ini masyarakat menafsirkan secara beragam, sesuai kondisi mereka masing-masing. Semoga saja Allah SWT menjaga kita semua dan tidak bertambah banyak pasien Covid-19 di DIY,” ujarnya. (sol)