Sumur di Dusun Ini Kering Kerontang

Sumur di Dusun Ini Kering Kerontang

KORANBERNAS.ID -- Kemarau panjang yang melanda wilayah Bantul menyebabkan banyak warga kesulitan air bersih. Sumur atau sumber mata air debitnya sudah berkurang, bahkan ada kering kerontang.

Inilah yang dialami warga di Dusun Kobango Nogosari II Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Bantul yang sejak beberapa minggu terakhir kesulitan mendapat air bersih.

Mereka hanya mengandalkan kiriman air dengan cara membeli seharga Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu tiap tangki kapasitas 5.000 liter ataupun bantuan dari derwawan.

Hal itu disampaikan  Dukuh Kobango Nogosari II, Dalmuji, saat menerima bantuan air besih dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Patalan Kecamatan Jetis dipimpin ketuanya Serka Zaenuri, Rabu (30/10/2019) siang.

Penyerahan bantuan air tersebut secara simbolis dilakukan Wakil Bupati H Abdul Halim Muslih dan Lurah Patalan Sayudi kepada warga di Kobango Nogosari II.

“Jadi untuk jumlah KK yang mengalami kekeringan di  wilayah Nogosari II ada 40 KK dan sebelahnya  Segoroyoso Kecamatan Pleret ada 30 KK. Total 70 KK. Karena memang wilayah ini berbatasan dengan Pleret,” kata Dalmuji.

Selama ini, warga mengandalkan sumur bor dari pedusunan bawah. Sejak beberapa minggu terakhir, air sudah sulit dialirkan ke atas karena debitnya kecil.

Biaya menaikkan air juga mahal. Mengingat secara faktor alam wilayah Kobango Nogosari II berada di perbukitan dan penuh bebatuan.

“Di wilayah Kobango kalau mau membuat sumur bor juga sulit. Hingga kedalaman 20 meter bahkan 30 meter belum keluar air, karena nyaris semua bebatuan,” katanya.

Serka Zaenuri mengatakan bantuan air bersih itu merupakan swadaya dari warga di Desa Patalan dan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Selain 30 tangki untuk warga Kobango, secara serentak juga diserahkan bantuan air untuk warga di Mangunan Kecamatan Dlingo dan Macan Mati, Kecamatan Panggang Gunungkidul.

Sehari sebelumnya diserahkan pula bantuan di Dusun  Depok Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak Bantul.

“Total ada 90 tangki yang kita droping kepada mereka yang membutuhkan  air bersih. Bantuan berasal dari semua elemen warga Patalan dengan dikoordinasi FPRB, ”kata Serka Zaenuri yang juga Babinsa setempat.

Selain bantuan air, FPRB bersama warga Desa Patalan juga pernah menyalurkan bantuan bagi korban bencana di wilayah lain seperti Palu.

“Kami pernah mengalami bencana gempa bumi di tahun 2006. Kami tahu rasanya terkena musibah seperti apa. Ini pula yang kemudian semakin membangkitkan rasa solidaritas dan rasa sosial kami. Semoga bantuan tersebut bisa bermanfaat bagi mereka yang menerima,” kata Serka Zaenuri.

FPRB Patalan akan terus bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan bagi sesama dan bidang lainnya. (sol)