Takjil di Pasar Sore Kampung Ramadhan Jogokariyan

Takjil di Pasar Sore Kampung Ramadhan Jogokariyan

BULAN suci Ramadhan merupakan bulan penuh dengan keberkahan. Dalam bulan Ramadhan juga kita bisa meningkatkan amal ibadah kita melalui puasa, sedekah, shalat tarawih dan berbagai macam kegiatan amal lainnya. Selain itu pada bulan yang penuh berkah ini kita juga bisa meningkatkan kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan berbisnis takjil.

Ramadhan tahun ini masih diselimuti oleh pademi Covid-19. Tetapi, masyarakat sudah mulai beraktivitas dan bergerak, sehingga perekonomian pun kembali berputar meskipun belum terlalu normal.

Bulan Ramadhan pada masa pandemi kali ini membawa harapan yang lebih terang untuk para penjual takjil. Karena tahun ini, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) memberikan lampu hijau atau memberikan izin masyarakat berjualan takjil setiap sore menjelang berbuka puasa. Namun demikian masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Berbeda dengan Ramadhan tahun lalu yang sama sekali masyarakat dilarang berjualan takjil.

Beberapa lokasi pasar takjil di Yogyakarta antara lain kampung Kauman, Masjid Kampus UGM, Kampung Ramadhan Jogokariyan, maupun di Sorosutan. Salah satu lokasi berjualan takjil  tak pernah sepi setiap sore pada bulan Ramadhan ada di sekitar Masjid Jogokariyan atau disebut juga dengan KRJ (Kampung Ramadhan Jogokariyan).

Berbagai jenis makanan dan minuman khas buka puasa menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Bahkan beberapa menunya ada yang hanya bisa dijumpai di pasar sore Ramadhan.

Takmir masjid Jogokariyan, Gitta Welly Ariadi mengatakan, untuk Ramadhan tahun ini jumlah pedagang dibatasi hanya 180 pedagang selama pasar sore KRJ 2021. “ Kampung Ramadhan Jogokariyan tahun ini kembali digelar sebagai upaya kembali meningkatkan perekonomian masyarakat, protokol kesehatan tetap menjadi proiritas kami,” ujarnya.

Pada tahun 2020 lalu, Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) tidak diadakan, namun warga sekitar tetap ada yang berjualan takjil di sepanjang jalan di sekitar masjid Jogokariyan, tetapi tidak terkoordinir sehingga tidak tertata.

Agar tidak menimbulkan kerumunan, pihak masjid tahun ini mengatur jarak para pedagang sekitar 1,5 meter.

Pelaksanaan pasar sore KRJ telah menjadi kebiasaan masyarakat Yogyakarta setiap tahun.

Salah satu pedagang takjil di KRJ turut merasakan perubahan tersebut. Ia mengaku jika tahun lalu pendapatannya dari jualan takjil sangat sedikit, tahun ini pada puasa pertama lumayan ramai pembeli.

“Tahun kemarin sangat sepi sekali, sekarang Alhamdulillah dari tadi banyak yang beli,” ujarnya.

Hidangan takjil yang ia jajakan ada beberapa macam jajanan pasar, berbagai gorengan, bakmi, pecel, dan macam-macam es. Sejak jam 16.00 WIB jajanannya sudah siap.

Herlinda Sofiana Devi

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.