Tanah Longsor Merusak Empat Rumah, Warga Diminta Waspada

Tanah Longsor Merusak Empat Rumah, Warga Diminta Waspada

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Hujan intensitas sedang yang terjadi Senin (12/9/2022) malam dan Selasa (13/9/2022) dini hari di Kecamatan Ayah, mengakibatkan tanah longsor di dua desa. Longsoran tanah merusak setidaknya empat rumah, dan menutup satu jalan desa. Tidak ada korban jiwa.

Warga yang tinggal di daerah rawan longsor, diminta agar selalu waspada, jika hujan terjadi di daerahnya.

Korban tanah longsor di antaranya keluarga Dahroni (48), warga Desa Argopeni Kecamatan Ayah.

Rumahnya rusak parah pada bagian ruang keluarga dan dua kamar tidur sebelah kiri akibat diterjang longsor.

Kapolres Kebumen AKBP Burhanuddin melalui Kasubsi Penmas Aiptu S Catur Nugraha menjelaskan, longsor terjadi Selasa (13/9/2022,) sekitar pukul 08:20.

Tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian rumah kosong ditinggal penghuninya.

"Saat longsor, semua penghuni rumah sedang keluar. Dahroni sedang melaut mencari ikan, istrinya sedang bekerja, anaknya sedang berada di rumah saudara, " kata Catur.

Rumah Dahroni berada di bawah tebing, kemungkinan saat hujan membuat tanah menjadi gembur lalu menyebabkan longsor. Kerugian materiil sebanyak Rp 20 juta.

Rumah Tanwirul Umam (41), warga Desa Kalipoh, Kecamatan Ayah, Kebumen, rusak setelah diterjang longsor Senin (12/9/2022) malam.

Sebelum kejadian, sekitar pukul 20:30 terjadi hujan deras di Desa Kalipoh. Sekitar pukul 24:15, korban yang tengah tiduran di kursi, tiba tiba didorong tanah dari samping rumah.

Dinding rumahnya jebol dan menimpa sepeda motor. Korban diperkirakan mengalami kerugian Rp 4 juta.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penggulangan Bencana Daerah Kebumen Munadi dan Polres Kebumen mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar lebih waspada terhadap bencana alam yang mungkin terjadi saat hujan deras seperti beberapa hari ini.

Munadi mengatakan, di Kecamatan Ayah ada 13 desa yang dikategorikan rawan longsor. Cukup banyak permukiman yang berada di bawah atau di atas tebing. Permukiman semacam itu, penduduknya agar senantiasa waspada, agar tidak ada korban jiwa, jika terjadi tanah longsor. (*)