Teliti Metode Cara Ngapak, Pelajar SMAN 1 Dlingo Masuk Finalis Opsi 2022

Teliti Metode Cara Ngapak, Pelajar SMAN 1 Dlingo Masuk Finalis Opsi 2022

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dua orang pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Dlingo Bantul, Isna Rahmawati Fatimah dan Delani Restu Ihsani, berhasil masuk sebagai finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (Opsi) 2022.

Keduanya mempresentasikan hasil penelitian penggunaan cara membaca aksara Jawa dengan metode Cara Ngapak. Dari penelitian ini, hasil metode baca aksara Jawa ini sangat memudahkan siswa belajar membaca aksara tersebut.

Cara Ngapak  yang dimaksudkan bukanlah dialek bahasa Jawa di Purwokerto atau Banyumasan melainkan aksara Jawa Ca, Ra, Nga, Pa dan Ka.

“Judul penelitiannya adalah Efektivitas Pembelajaran Aksara Jawa Menggunakan Metode Cara Ngapak terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Temuwuh,” kata Isna, Rabu (23/11/2022).

Penelitian berlangsung 26 Maret hingga 14 Oktober 2022. Yaitu,  untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aksara Jawa menggunakan metode Cara Ngapak dan metode ceramah pada siswa kelas 5. Selain itu, juga untuk mengetahui efektivitas pembelajaran aksara Jawa menggunakan metode tersebut.

Menurut dia, metode Cara Ngapak merupakan suatu rumusan metode yang memudahkan seseorang menghafal dan memahami Aksara Jawa. “Dengan metode ini kita hanya perlu menghafal lima Aksara Jawa yaitu Ca, Ra, Nga, Pa dan Ka,” jelasnya.

Lima Aksara Jawa tersebut memiliki pola yang sebangun dan dapat menghasilkan aksara lainnya. Cukup dengan menghafal kelima aksara tersebut, siswa sudah dapat menghafal dan memahami seluruh Aksara Jawa.

Terbukti penelitian itu hasilnya sangat baik. Metode Cara Ngapak lebih baik daripada kelas yang menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran bahasa Jawa terutama di Aksara Jawa.

“Metode pembelajaran Cara Ngapak lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada metode ceramah,” kata Isma.

Delani menambahkan metode Cara Ngapak merupakan sebuah rumusan metode mempelajari aksara Jawa yang dapat mempermudah menghafal salah satu aksara yang dikenal sangat indah di dunia itu.

Dengan metode ini peserta pembelajaran aksara Jawa hanya cukup menghafal lima aksara dasar saja. “Dengan menghafal kelima aksara yaitu Ca, Ra, Nga, Pa dan Ka kita sudah dapat menghafal seluruh aksara Jawa. Berbeda dengan metode ceramah yang paling sering digunakan untuk pembelajaran aksara Jawa di mana kita diharuskan menghafal 20 aksara jawa sekaligus,” kata Delani.

Penggunaan metode Cara Ngapak kelima aksara tersebut memiliki kelompok yang berpola sebangun. Latihan pertama menggunakan aksara Ca.

Aksara Ca memiliki pola bentuk seperti simpul di bawah dan sudut lancip (cucuk). Aksara Ca jika digeser ke kanan hanya perlu menghilangkan sudut lancip (cucuk).

Apabila sudah dihilangkan, diturunkan akan menghasilkan aksara Sa dan jika digeser ke kanan atau dibalik akan mendapatkan aksara Da.

Aksara Ca jika digeser ke sebelah kiri dapat menghilangkan simpul di bawahnya, diturunkan akan mendapatkan aksara Wa, aksara Wa digeser ke kiri akan ditambah gerigi kecil di bawah atau di garisnya diturunkan akan mendapatkan aksara Dha.

Inisiator metode Cara Ngapak, Ahmad Fikri, menyatakan banyak siswa kesulitan mempelajari Aksara Jawa. Sebagai orang yang bukan asli suku Jawa, dia justru menjadi pegiat kebudayaan dan aksara Jawa.

Belajar dari sulitnya orang belajar membaca aksara Jawa, dia menciptakan metode yang mudah untuk belajar membaca aksara ini.

“Orang Jawa yang berbahasa Jawa itu puluhan juta, tapi hanya sedikit yang bisa membaca aksara Jawa. Metode Cara Ngapak ini mempermudah orang belajar membaca aksara Jawa,” kata pengasuh Taman Aksara Jawa Pacibita di Bantul ini. (*)