Terapi Therapeutic Commmunity dalam Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Terapi <i>Therapeutic Commmunity</i> dalam Rehabilitasi Pecandu Narkoba

TERAPI pada pecandu narkoba dapat dikatakan tidak ada satu macam terapi yang paling cocok untuk semua klien. Therapeutic Community (TC) menawarkan terapi yang komprehensif, karena mencakup aspek kognitif untuk memiliki pemikiran positif, sehingga dapat memunculkan motivasi untuk pulih dan aspek perilaku dengan ada sistem penguatan dan hukuman dalam mengubah suatu perilaku dalam rangka kepulihan klien. TC merupakan pendekatan psikososial bersama-sama dengan lainnya, untuk saling membantu mencapai kesembuhan. Karena konsep yang digunakan dalam TC adalah “Selp help, Mutual help” yang artinya yaitu anggota komunitas bertanggung jawab untuk saling menolong satu sama lain, dengan menolong orang lain maka sekaligus menolong dirinya sendiri dengan mengadopsi beberapa cara baru yang lebih harmonis dan konstruktif dalam berinteraksi dengan sesama pecandu narkoba.

Konsep TC yaitu menolong diri sendiri, dapat dilakukan dengan adanya keyakinan, bahwa setiap orang bisa berubah untuk dapat mempertahankan kondisi tidak memakai narkoba. Kelompok bisa mendukung terhadap permasalahan yang dihadapi. Setiap individu harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan program yang sedang dilaksanakan di tempat rehabilitasi. Program terstruktur dapat menyediakan lingkungan aman dan kondusif dengan kegiatan terjadwal, dimulai dari pagi sampai dengan malam, dan adanya partisipasi aktif sesama pecandu narkoba.

Beberapa hal yang mendasari terapi TC sebagai metode rehabilitasi yang komprehensif, yaitu:

  1. Konsep 4 struktur program, yaitu pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat. Pengendalian emosi dan psikologi melalui komunikasi interpersonal antara pecandu narkoba dengan petugas rehabilitasi. Pengembangan pemikiran dan kerohanian melalui peningkatan aspek spiritual, keterampilan bersosial dan bertahan hidup dengan dapat menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari maupun masalah dalam kehidupannya.
  2. Konsep 5 pilar yaitu konsep kekeluargaan untuk menyamakan persepsi menjadi bagian dari sebuah keluarga. Tekanan rekan sebaya dengan menitikberatkan bahwa perubahan pikiran dan perilaku melalui rekan sebaya. Sesi terapi dengan berbagai tugas kelompok untuk meningkatkan perkembangan pribadi individu. Sesi agama untuk meningkatkan pemahaman agama, dan keteladanan dengan mengikuti role model pecandu yang sudah sukses.
  3. Pendekatan metode terapi pada konsep kognitif dan perilaku. Aspek kognitif melalui modifikasi pemikiran, sehingga muncul keyakinan untuk pulih. Aspek perilaku melalui pembelajaran sikap disiplin, sehingga menjadi kebiasaan dan pada akhirnya dapat membentuk perilaku yang diharapkan.

Beberapa kegiatan yang sering dilakukan dalam Terapi TC yaitu:

  1. Morning Meeting. Kegiatan ini dilakukan pagi hari dengan mengajarkan setiap klien berperilaku bertanggung jawab, disiplin, rapih, tepat waktu dan peka dengan lingkungan.
  2. Encounter Group. Kegiatan ini mengajarkan klien untuk mengungkapkan emosinya secara sehat agar dapat membentuk emosi yang baik sehingga memunculkan perilaku yang baik dan terkendali.
  3. Static Group. Kegiatan ini melibatkan klien dengan konselor dan mempertimbangkan konfidensialitas.
  4. Peer Accountability Group Evaluation. Kegiatan ini bertujuan pecandu narkoba introspeksi terhadap perilaku positif dan negatif yang telah dilakukan.
  5. Seminar. Kegiatan ini bersifat edukasional dan memberi pengetahuan kepada pecandu narkoba.
  6. Religious Session. Kegiatan ini untuk meningkatkan keimanan sesuai keyakinan masing-masing klien.

Terapi TC meskipun metode rehabilitasi yang komprehensif, untuk pengobatan terhadap penyakit penyerta yang dialami pecandu narkoba sangat perlu diperhatikan, sehingga membutuhkan rujukan/konsultasi kepada tenaga profesional. Pada akhirnya dalam proses rehabilitasi dengan menggunakan metode Therapeutic Community (TC) terdapat beberapa kegiatan dengan menggunakan media kelompok maupun interpersonal, menggunakan pendekatan kognitif dan perilaku, dan mencakup setiap dimensi yang ada pada diri klien sebagai invidu yang memiliki aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual. *

Tri Sulistya Hadi Wibowo, S.Psi

Konselor Adiksi Ahli Muda BNNK Bantul