Terbuka Peluang Bisnis Homestay di Geopark Karangsambung

Terbuka Peluang Bisnis Homestay di Geopark Karangsambung

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Masyarakat yang tinggal di Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen memiliki peluang bisnis baru yakni membuka usaha homestay.

Keberadaan homestay dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan penginapan bagi mahasiswa serta wisatawan yang berkunjung ke Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong (GNKK) di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI Karangsambung.

Peluang usaha tersebut dibahas Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disporwisata) Kebumen bersama Bappeda setempat, Camat Karangsambung, kepala desa, pengelola BUMDes dan Pokdarwis, Kamis (26/11/2020), di BIKK Karangsambung.

Pertemuan kali ini sekaligus untuk membahas persamaan persepsi pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan homestay untuk kegiatan kuliah lapangan mahasiswa di Karangsambung dan sekitarnya.

Kepala BIKK  LIPI Karangsambung Indra Riswadinata mengatakan, rencananya pada Februari 2021 pembangunan Pusat Geodiversitas Indonesia di Karangsambung yang dibiayai Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp 145 miliar dimulai.

Bappenas mengharapkan adanya dampak positif pembangunan tersebut yaitu keterlibatan aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.

Geopark ini nantinya dikelola utuk keperluan edukasi, konservasi dan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat. Karenanya, perlu dibangun sinergi dan kerja sama dari setiap fungsi tersebut.

Tidak dipungkiri, kawasan GNKK di Karangsambung menjadi laboratorium alam bagi mahasiswa yang melakukan kuliah lapangan di BIKK LIPI.

Rata-rata 3.500 orang mahasiswa datang ke BIKK LIPI Karangsambung setiap tahunnya. Mulai 2021 kebutuhan akomodasi bagi mahasiswa harus melibatkan partisipasi warga bersama Pokdarwis sebagai wujud pemberdayaan masyarakat dari sisi ekonomi.

Pada pertemuan tersebut disepakati ada tiga desa yang siap mengembangkan homestay bagi mahasiswa yaitu Desa Karangsambung (Karangsambung), Peniron (Pejagoan) dan Seboro (Sadang).

Homestay di sini harus memiliki perbedaan dengan homestay wisata, salah satunya dari sisi tarif yang terjangkau dengan tidak mengesampingkan kebersihan dan kenyamanan,” ungkap Gunarso, Kasi Pemasaran Disporwisata Kebumen.

Tokoh masyarakat menyambut baik rencana pemberdayaan itu. “Ini bisa menambah penghasilan warga Karangsambung dan sekitarnya dari hasil pemanfaatan homestay oleh mahasiswa,” kata Sentot Kusworo, Kepala Desa Karangsambung.

Meskipun persiapan pengembangan homestay perlu koordinasi lebih lanjut, namun pertemuan yang diadakan BIKK LIPI ini merupakan langkah awal dari sinergi berbagai pihak dengan satu satu tujuan memberdayakan masyarakat Karangsambung dan sekitarnya. (*)