Terkait Otsus, Tokoh Pemuda Papua Mendukung Langkah Pemerintah

Terkait Otsus, Tokoh Pemuda Papua Mendukung Langkah Pemerintah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Noken Solutions, organisasi yang fokus dalam isu-isu Papua menyelenggarakan seminar online (webinar) menggunakan aplikasi Zoom, Kamis (3/9/2020) petang.

Diskusi bertema Otsus dan Peluang Generasi Milenial Papua  itu dihadiri dua narasumber yaitu tokoh pemuda Papua, Methodius Kossay SH M Hum serta Bambang Purwoko selaku Ketua Gugus Papua Universitas Gadjah Mada (UGM).

Acara yang dipandu moderator yang juga penggerak organisasi Noken Solutions, Elna Febi Astuti tersebut diikuti tokoh pemuda Papua, mahasiswa maupun akademisi dari Yogyakarta.

Methodius Kossay mengatakan pembangunan di Papua terhambat oleh permasalahan transparansi alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) maupun kelemahan sektor pendidikan dan kesehatan.

Menurut dia, banyak pihak termasuk dari luar negeri melihat dan mendukung Otsus sebagai langkah yang baik demi menjamin eksistensi warga Papua beserta kulturnya.

Pihaknya pun mendukung langkah pemerintah dan siap memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Papua terkait dampak positif dengan adanya Otsus.

“Otsus adalah langkah yang baik dan ikut mendukung serta diharapkan dapat menjamin eksistensi orang Papua dan kulturnya. Namun, sebagai sebuah kebijakan harus ada kritik dan dialog,” katanya.

Bambang Purwoko. (istimewa)

Sedangkan Bambang Purwoko berpendapat orang Papua relatif kurang bisa bersaing dengan orang luar bukan karena sumber daya manusia (SDM)-nya lemah namun prosesnya yang membuat lemah.

Dia menjelaskan, faktor yang membuat SDM lemah adalah kesehatan yang rendah dan gizi buruk. Semua itu akhirnya membuat seseorang sulit menyerap informasi dan pendidikan.

“Kalau pun masih ada kekurangan mengenai Otsus,  sebaiknya perlu dikaji atau diperbaiki. Jangan serta merta ditolak,” tandasnya.

Bambang menilai penting adanya dialog untuk mengkaji dan mengkritisi masalah-masalah Otsus sehingga bisa memberikan kontribusi bagi Otsus itu sendiri. Melalui dialog diharapkan milenial mampu ikut serta mengelola Otsus secara lebih baik. (*)