Tetesan Air Mata Iringi Pelepasan Transmigran Asal Bantul

Tetesan Air Mata Iringi Pelepasan Transmigran Asal Bantul

KORANBERNAS.ID -- Sebanyak 10 Kepala Keluarga (KK) dengan 30 jiwa diberangkatkan dalam program transmigrasi dan dilepas oleh Bupati Drs H Suharsono di Kantor Transito Bantul, Senin (2/12/2019). Pelepasan dihadiri oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Bantul, Drs Sulistiyanto Mpd, dan pihak keluarga transmigran.

Sebelum dilepas oleh bupati, 10 KK tersebut mendapat penghargaan uang Rp 10 juta dari APBD Bantul tahun 2019 sebagai modal awal di lokasi transmigrasi. Juga wejangan dan pembekalan oleh bupati. Selanjutnya  mereka berangkat menggunakan bus yang disediakan Pemda Bantul menuju Kantor Transito DIY. Saat berangkat, terlihat  beberapa keluarga yang memiliki anak kecil membawa mainan berupa boneka kesayangan.

Suasana pelepasan diwarnai keharuan. Terlihat beberapa pengantar  meneteskan air mata. Pun saat melepas keluarganya yang dibawa bus, raut muka penuh haru nampak menghiasi wajah para  pengantar yang terllihat berulang kali mengusap air matanya menggunakan tisu atau sapu tangan yang dibawa.

“Mereka nanti ditampung untuk pembekalan di Kantor Transito DIY bersama calon transmigran daerah lain. Selanjutnya berangkat bersama tanggal 4 Desember menggunakan pesawat, “ kata Sulistiyanto.

Sebelum diberangkatkan, lanjut Sulistyanto, para  calon transmigran asal Bantul telah melalui pelatihan untuk  bekal keterampilan saat mereka di lokasi transmigran. Diantaranya berlatih mengelola lahan pertanian dan bercocok tanam  selama tiga hari bekerja sama dengan Perguruan Tinggi (PT) yakni Instiper Yogyakarta.

Menurut Sulis, nantinya saat berada di lokasi transmigran, setiap KK akan mendapat lahan usaha 2 hektar, rumah tempat tinggal serta jaminan hidup (Jadup) berupa sembako selama 1 tahun.

Sementara Kabid Penempatan Tenaga Kerja,Perluasan Kerja dan Transmigrasi, Istirul Widilastuti MA, dalam laporanya mengatakan lokasi transmigrasi adalah di SP 68, Kecamatan Salimbatu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Sebelum pemberangkatan sudah ada  kesepakatan kerjasama antara dua daerah.

“Adapun dana untuk program ini Rp 700 juta untuk 10 KK dan sharing antara APBD Kabupaten Bantul, DIY dan pusat,”katanya.

Para transmigran tersebut berasal dari Desa Muntuk, Dlingo (2 KK dengan 5 jiwa), Desa Mangunan, Dlingo (3 KK 9 jiwa), Desa Bangunjiwo, Kasihan (1 KK dengan 2 jiwa), Desa Jambidan, Banguntapan (1 KK 3 jiwa), Desa Bantul (1 KK 3 jiwa), Desa Mulyodadi, Bambanglipuro (1 KK dengan 2 jiwa) serta Desa Gadingsari, Sanden (1 KK dengan 3 jiwa). Usia termuda transmigran atas nama Arif Agung Rohmadi, 22 tahun, asal Dusun  Sukorame, Desa Mangunan. Dari latar belakang pendidikan, tingkat SD ada 1 KK, SMP 2  KK dan  SMA 7 KK.

Bupati Bantul Drs H Suharsono dalam sambutanya mengatakan transmigran adalah pejuang masa kini untuk membantu percepatan pembangunan. "Tidak usah takut jadi transmigran. Nanti harus mampu menyesuaikan dengan orang-orang di sana, kudu ngumumi tonggo. Ada kegiatan apa, ya diikuti yang ada di masyarakat dan berbuat baik selalu," katanya.

Selain itu, bagi para ibu agar mendukung suaminya di lokasi transmigran sehingga bisa sukses. Di sana mereka bisa membuka usaha sampingan seperti angkringan, jual bakso atau dawet dari modal tambahan Rp 10 juta sehingga menambah pendapatan keluarga. Kalau kemudian ada permasalahan di lokasi transmigran, Bupati minta agar mereka melapor kepada dinas/instansi terkait.

"Nanti suatu saat kalau saya ada acara dinas ke sana, saya tengok. Yang penting madhep mantep bagi keluarga. Dimanapun sama saja, asal masih merah putih," katanya.

Hal itu sama dengan dirinya saat masih aktif dinas sebagai polisi, berpindah-pindah mulai Kalimantan, Sulawesi hingga Banten. “Awalnya saya juga mikir di sana piye, gek kepiye. Tetapi setelah dijalani, semua lancar dan baik-baik saja. Intinya, kita harus mampu membawa diri dan  bisa bersikap baik dengan lingkungan dan masyarakat sehingga banyak teman dan saudara dimanapun,” katanya. (eru)