Tiba di YIA, Delegasi G-20 Disambut Hanoman

Tiba di YIA, Delegasi G-20 Disambut Hanoman

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) sebagai tempat pertama bagi delegasi G20 menginjakkan kaki di Yogyakarta memberikan sambutan istimewa dan keramahtamahan khas Daerah Istimewa Yogyakarta.

General Manager Bandara Internasional Yogyakarta, Marsma Agus Pandu Purnama, mengatakan Yogyakarta menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan rangkaian agenda Presidensi G20 melalui pertemuan setingkat menteri dan setingkat Dirjen (working group).

“Ini menjadi momentum pula bagi PT Angkasa Pura I untuk turut serta mendukung pemerintah daerah dalam mempromosikan dan memperkenalkan segala keistimewaan yang dimiliki oleh Yogyakarta,” ujarnya.

Agus Pandu menambahkan, PT Angkasa Pura I berkomitmen untuk dapat memberikan first impression atau kesan yang baik, serta memberikan layanan unggul yang menampilkan keramahtamahan khas Indonesia sesuai dengan apa yang tertuang pada visi perusahaan.

“YIA telah menyiapkan jalur khusus bagi para delegasi yang tiba dan berangkat, terpisah dari jalur penumpang umum. Selain itu, para delegasi pertemuan G20 di Yogyakarta yang tiba di YIA disambut dengan pelayanan terbaik dan ruang transit khusus yang merupakan kolaborasi dengan anak perusahaan yaitu Angkasa Pura Hotels,” jelasnya.

Agus Pandu menegaskan, pihaknya telah menyiapkan jalur dan area khusus bagi para delegasi. Mulai penyambutan saat tiba, kemudian proses check in dan pengecekan kesehatan, bagasi/pengambilan bagasi, hingga jalur kendaraan delegasi.

“Hal ini sebagai wujud pelayanan prima dengan mengedepankan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan para delegasi yang tentu menjadi prioritas utama kami,” tegasnya.

Agus pandu berkomitmen, dalam rangka agenda Energy Transitions Working Group pada 23 hingga 25 Maret  2022, YIA melakukan penyambutan kepada beberapa delegasi yang tiba di bandara dengan tarian Anoman dan Ganongan yang merupakan kolaborasi YIA dengan sanggar tari Kulonprogo.

Tarian Hanoman, dalam kisah Ramayana memiliki makna sebagai gambaran tokoh penting yang gagah berani yang gemar menebarkan kebaikan. Sedangkan Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik dalam seni Reog Ponorogo.

Melalui makna tersebut, tersisip harapan melalui para delegasi bahwa setiap agenda pertemuan G20 yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta dapat memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat dunia.

Tidak hanya melalui penyambutan kesenian dan budaya, YIA juga telah menyiapkan produk-produk UMKM unggulan yang berada di Kawasan Tugu Malioboro (KTM) dan Galeri Pasar Kotagede. Telah disediakan lebih kurang 15% dari total area komersial yang ditujukan untuk UMKM.

YIA bekerja sama dengan Dinas Koperasi & UMKM Provinsi DIY mengelola UMKM Pasar Kotagede seluas 1.475 meter persegi yang dapat memfasilitasi 500 UMKM, di mana saat ini terdapat 431 UMKM yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah. Selain itu, bekerja sama dengan Java Connections Art Management, YIA juga telah memfasilitasi 200 UMKM di area gedung penghubung seluas 887 meter persegi.

Sejalan dengan penyelenggaraan agenda Energy Transitions Working Group dengan topik securing energy, accessibility, smart & clean energy technologies scaling up dan advancing energy financing, YIA turut berpartisipasi dalam mewujudkan Green Airport yang senantiasa memperhatikan aspek pelestarian lingkungan hidup. Salah satunya adalah pelestarian air dengan pemanfaatan air hujan untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih di YIA.

Pemanfaatan air hujan dilakukan dengan membangun fasilitas rain water tank kawasan yang berfungsi untuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, dan meresapkan air limpahan hujan untuk digunakan sebagai sumber air alternatif bagi keperluan operasional bandara. Air hujan ditadah dan dikumpulkan untuk kemudian disaring menggunakan sistem reverse osmosis.

Untuk mewujudkan bandara yang ramah lingkungan, selain penghematan air, YIA didukung berbagai perangkat utilitas yang mendukung konsep ramah lingkungan seperti penggunaan lampu LED, elevator, lift, dan travelator yang menggunakan fitur sleep mode, sanitair dengan fitur dual flush and auto faucet, serta penggunaan kaca bangunan Sunergy Green yang mampu merefleksikan sinar matahari dengan baik dan mendukung efisiensi penggunaan pendingin ruangan di dalam area terminal.

Selain memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan hidup, YIA dirancang dengan arsitektur bergaya modern. Namun eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta, baik melalui instalasi karya seni (artwork) yang melibatkan berbagai seniman lokal Yogyakarta, maupun beragam area yang telah didesain secara khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulonprogo, dan sekitarnya.

"Bandara Internasional Yogyakarta memang dirancang dan dibangun dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan hidup pada berbagai aspeknya, mulai dari perangkat utilitas yang ramah lingkungan, penghematan energi, hingga penghematan air. Oleh karena itu, di tahun 2021 YIA meraih sertifikat Gold Greenship dari Green Building Council Indonesia,” pungkas Agus Pandu Purnama.

Mr Phoumin Han, delegasi yang mewakili Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), menyampaikan impresi yang baik terhadap YIA saat tiba, Rabu (23/03/2022).

“Ini menjadi kunjungan pertama saya di Yogyakarta. Kunjungan ini sangat menarik bagi saya dan saya merasakan kehangatan di tempat ini. Selain itu, yang paling membuat saya terkesan adalah bandara - YIA dengan segala keramahtamahan yang telah disiapkan bagi kami, delegasi G20. Tak hanya itu, saya merasa kagum dengan seluruh pemandangannya yang menakjubkan dari bandara ini. Saya sangat terkesan dengan sambutan yang hangat bagi seluruh delegasi. Terima kasih atas keramahtamahan yang diberikan,” katanya. (*)