Tiga Benda Diduga Cagar Budaya Muncul dari Dalam Tanah, Mirip Stupa

Tiga Benda Diduga Cagar Budaya Muncul dari Dalam Tanah, Mirip Stupa

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Tiga benda terbuat dari batu yang diduga merupakan Benda Cagar Budaya (BCB) ditemukan warga di Desa Durensari Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Berdasarkan identifikasi awal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) setempat, bentuk ketiga benda tersebut menyerupai Stupa Bagelen yang ada di kompleks Situs Petilasan Nyai Bagelen.

Kepala Dinparbud Purworejo saat dikonfirmasi melalui Kabid Kebudayaan, Agung Pranoto, menyebut benda tersebut ditemukan warga setempat di pekarangan rumah Sudar Rohmadi di Dusun Durenombo RT 14 RW 4 Desa Durensari. Berdasarkan laporan dari warga diketahui benda tersebut muncul dari dalam tanah akibat terdapat tebing yang longsor.

“Menindaklanjuti laporan dari warga, saya bersama tim telah mendatangi lokasi dan melakukan rangkaian penelitian awal pada 9 Juni 2021,” ujarnya, Rabu (16/6/2021).

Dari hasil penelitian awal, terdapat tiga benda diduga cagar budaya yakni Stamba, Yoni dan Catra. Stamba terbuat dari batu berwarna abu-abu. Bentuknya lonjong. Panjang badan 93 sentimeter. Diameter bagian bawah 46 sentimeter. Diameter bagian tengah 44 sentimeter dan diameter bagian atas 49 sentimeter. Bagian bawah berbentuk kotak dengan ukuran 22 sentimeter x 19 sentimeter.

Bagian atas juga berbentuk kotak dengan ukuran 19 sentimeter x 19 sentimeter. “Saat ditemukan kondisinya kurang terawat dan dalam posisi tergeletak di sisi jalan,” lanjutnya.

Yoni yang pada bagian atasnya terdapat lubang persegi. (istimewa)

Benda kedua, Yoni, terbuat dari batu abu-abu berbentuk kotak dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm dan tebal 26 cm. Pada bagian atasnya terdapat lubang persegi dengan ukuran 22 cm x 24 cm serta kedalaman lubang 13,5 cm.

“Kondisi utuh kurang terawat. Ditemukan setelah tebing sisi jalan longsor sehingga benda bergeser dari tempat semula,” jelasnya.

Benda ketiga, Catra, terbuat dari batu abu-abu berbentuk menyerupai piring dengan diameter 24,5 cm dan tebal 7,7 cm. Kondisinya pecah menjadi dua bagian.

Yoni dan Catra ditemukan pada tahun 2019 setelah terjadi longsor pada tebing sisi jalan sehingga benda tersebut muncul dan bergeser dari tempat semula. Benda-benda tersebut saat ini sudah kita masukkan data di Dinparbud,” katanya.

Agung mengungkapkan ketiga benda masih berada di lokasi penemuan. Dinparbud berkoordinasi agar Pemerintah Desa (Pemdes) Durensari melindungi dan merawat benda tersebut serta membuat pagar pembatas sederhana.

Secara resmi pihaknya juga telah membuat surat ke Pemdes ditembuskan ke Forkopimcam Bagelen dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Catra menyerupai piring pecah menjadi dua bagian. (istimewa)

“Tembusan ke BPCB sekaligus sebagai laporan. Jadi nanti kalau ada koreksi dari BPCB, misalnya terkait penamaan benda atau apa mangga, termasuk kalau mau turun menindaklanjuti atau bagaimana,” ungkapnya.

Hingga saat ini Dinparbud belum dapat mengetahui secara pasti mengenai sejarah atau tahun pembuatan tiga benda itu. Berdasarkan literasi Dinparbud, diketahui ketiga benda itu jika disatukan menyerupai bentuk Stupa Bagelen di kompleks Situs Petilasan Nyai Bagelen.

“Kita masih terus mencari referensi. Termasuk terkait nama benda, ada tidaknya keterkaitan dengan Stupa Bagelen, dan data-data lain,” tandasnya. (*)