Tim Pokjanal DBD Menyisir Pekarangan Warga Kepitu

Tim Pokjanal DBD Menyisir Pekarangan Warga Kepitu

KORANBERNAS. ID, SLEMAN--Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Kabupaten Sleman, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),Jumat (21/2/2020). Kali ini, kegiatan dilakukan di Dusun Kepitu,Desa Trimulyo Kecamatan Sleman.

Dalam kegiatannya, tim Pokjanal Kabupaten Sleman bersama dengan Tim Pokjanal Desa Trimulyo, menyusuri setiap pekarangan rumah warga Dusun Kepitu yang memiliki potensi menjadi sarang jentik nyamuk.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sleman, Dulzaini mengatakan, dalam kegiatan PSN tersebut, dilakukan penyisiran di 5 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah 80 rumah.

“Dari hasil pemantauan Jumat 21 Februari, masih jauh dari harapan kami. Karena dari 80 rumah yang dilakukan pemantauan, terdapat 17 positif jentik nyamuknya dengan angka bebas jentik 78,75%,” jelasnya.

Dengan adanya temuan tersebut, Dulzaini menyebut, pihaknya akan terus melakukan pemantauan secara berkala. Selain pemantauan, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan beberapa langkah dalam mengurangi potensi adanya jentik nyamuk. Salah satunya, menutup wadah penampungan air dan membersihkan sampah-sampah yang dapat digenangi oleh air.

Dulzaini juga menuturkan, bahwa Kabupaten Sleman memang memiliki siklus empat tahunan. Pada tahun 2019 yang lalu, menjadi tahun yang diprediksi terjadi peningkatan kasus DBD. Sementara pada tahun 2020, dimungkinkan akan mengalami penurunan jumlah kasus DBD.

Sanitarian Puskesmas Sleman, Muslihah memaparkan, kegiatan yang dilakukan Pokjanal Desa Trimulyo dan Pokjanal Kabupaten Sleman tahun 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya.

“Pada tahun ini, masyarakat diikut sertakan dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitarnya,” ungkapnya.

Muslihah menyebut, masyarakat masih memerlukan kesadaran lebih dalam meminimalisir terjadinya kasus DBD di lingkungannya.

Pasalnya, dari hasil pemantauan yang telah dilakukan, masih terdapat sampah dan pembuangan air limbah yang kurang diperhatikan sehingga dapat menjadi potensi berkembangnya jentik nyamuk.

“Saya berharap adanya pembinaan lebih lanjut untuk masyarakat, agar dapat menekan jumlah kasus DBD sehingga mencapai target angka bebas jentik 95 persen,” katanya. (SM)