Topeng Mentaok Novel Berbahasa Jawa Siap Diluncurkan

Topeng Mentaok Novel Berbahasa Jawa Siap Diluncurkan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Selama ini, penyelenggaraan Sastra Bulan Purnama lebih banyak diisi pembacaan puisi berikut kreasi yang menyertai seperti lagu puisi, musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi.

Seolah-olah Sastra Bulan Purnama identik dengan puisi. Padahal, pernah pula diisi peluncuran antologi cerpen dengan membaca penggalan-penggalan cerpen yang ada di dalam antologi tersebut.

Kali ini, Sastra Bulan Purnama edisi 122 yang dihadirkan secara offline dan hanya terbatas dikuti 30 orang diisi peluncuran buku novel yang ditulis menggunakan bahasa Jawa, yang lazim disebut sebagai novel Jawa berjudul Topeng Mentaok karya Bey Saptono.

Sastra Bulan Purnama edisi 122 offline ini akan diselenggarakan Sabtu 13 November 2021 pukul 15:30 di Pendhapa Tembi Rumah Budaya Jalan Parangtritis Km 8,5 Tembi Timbulharjo Sewon, Bantul, sekaligus disiarkan secara live melalui youtube sastra bulan purnama.

Novel Topeng Mentaok akan dibincangkan oleh dua narasumber Dhanu Priyo Prabowo, peneliti sastra Jawa dan Budi Sarjono, novelis, yang akan dipandu oleh Latief S Nugroho, penyair.

Selain itu juga akan ada pembacaan nukilan novel karya Bey Saptono, oleh Joko Kamto, Eko Winardi dan Ningsih Maharani,  ketiganya actor dan aktris teater.

Acara akan dibuka dengan lagu puisi oleh Sashmytha Wulandari dan pada akhir acara ditutup lagu puisi oleh Vincensius Dwimawan, seorang perupa yang aktif main musik bersama teater Dinasti sejak tahun 1980-an.

Ons Untoro selaku Koordinator Sastra Bulan Purnama (SBP) menyebutkan, selama pandemi sudah hampir dua tahun ini seringkali Sastra Bulan Puranama diselenggarakan dua kali, karena bersifat daring, sehingga lebih mudah mengaturnya.

“Kali ini, SBP edisi 122 dilkukan dua kali dalam format berbeda. Format pertama diselenggarakan secara offline dengan jumlah peserta terbatas dan disiarkan secara live melalui youtube. Format seperti selama pandemi telah dilakukan ialah Poetry Reading From Home, menampilkan sejumlah penyair muda dari Banyumas,” ujarnya.

Bey Saptono, nama panggilan dari Bayu Saptono, selain dikenal sebagai penulis novel Jawa juga pemain ketoprak dan penyiar radio dari sejumlah radio swasta di Yogyakarta.

Sekarang dia lebih banyak menekuni dunia penulisan sastra Jawa seperti novel Jawa, naskah ketoprak, naskah sandiwara radio, geguritan, esai dan tetap tidak melepaskan dari pertunjukan ketoprak. Dua judul novel Jawa lainnya yang sudah terbit Tusuk Kondhe dan Sanip.

“Saya kira, hidup perlu diisi banyak kegiatan, dengan demikian proses berpikir kita tidak berhenti dan kreativitasnya tumbuh,” ujar Bey Saptono.

Selama sepuluh tahun Sastra Bulan Purnama yang  diselenggarakan setiap bulan, lanjut Ons, memang jarang menyajikan karya sastra yang ditulis menggunakan bahasa Jawa, hanya beberapa kali pernah menampilkan geguritan karya sejumlah penggurit Yogyakarta, Semarang, Sragen, Bojonegoro.

“Novel Jawa Topeng Mentaok karya Bey Saptono, adalah  pemenang Lomba Novel Jawa Dinas Kebudayaan DIY 2018 dan merupakan kali pertama, novel Jawa, dihadirkan di Sastra Bulan Purnama,” ujar Ons Untoro. (*)