Tujuh Tahun Bayu Kuntani Eksis Berkarya

Tujuh Tahun Bayu Kuntani Eksis Berkarya

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Nama Bayu Kuntani  tidak asing bagi publik Bantul dan DIY bahkan nasional. Karya-karya desain kebaya maupun baju batik banyak digemari pecinta mode. Menandai perjalanan tujuh tahun berkarya, pria yang tinggal di Kembanggede Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak Bantul ini menggelar fashion show Kisah Kasih 7 Tahun Griya Bayu Kuntani, Jumat (20/11/2020) sore.

Acara kali ini dihadiri Ketua Dekranasda Bantul Ny Erna Suharsono, H Guppianto Susilo SE MM dari Dinas Pariwisata Bantul, Nugroho Eko Setyanto S Sos MM selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Ketua KNPI Bantul M Farid Hadianto SE serta rekan desainer maupun kostumer setia Bayu Kuntani. Hadir pula Lurah Desa Gilangharjo H Pardiyono dan masyarakat sekitar.

Dibuka dengan tarian, selanjutnya ditampilkan karya desain baju mulai batik cowok dan cewek, sarung dan baju koko nan indah,kebaya pengantin yang begitu cantik hingga kebaya pesta yang dibawakan para model. Tampil Miss Bantul dari tahun 2014 saat perhelatan ini pertama kali digelar dengan founder Bayu Kuntani hingga Miss Bantul 2020. Semua tampil memukau dan berulang kali mendapat aplaus.

Alhamdulillah saya bersyukur sekali saat ini saya masih bisa eksis terus bertahan dan menghasilkan karya. Terima kasih kepada semua yang ikut andil dalam kehidupan dan perjalanan karya saya, Ibunda Erna Suharsono, yang ngukup saya hingga seperti sekarang,” kata Bayu kerkaca-kaca.

Bayu  mengatakan apa yang diraihnya adalah berkah Tuhan yang melimpah sehingga dirinya ingin bisa mensyukuri dengan terus berbagi. Pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2013 tersebut sering berbagai ilmu kepada sesama termasuk generasi muda, seputar bisnis dan pengembangan mode.

“Kita untuk bisa terus bertahan memang harus ulet dan inovasi menghasilkan karya, selain berdoa kepada Sang Kuasa,” kata sulung dari tiga bersaudara tersebut.

Saat Pandemi Covid-19, penjualan baju batik, gaun pesta, kebaya mengalami drop. Ini disiasati Bayu dengan menciptakan produk yang diminati pasar. “Saat itu penjualan anjlok, wedding juga sepi. Saya mencari cara  agar tetap bisa bertahan dan eksis dalam kondisi sekarang,” katanya.

Akhirnya dia membuat sarung Pudji Asmara dengan harga di kisaran Rp 130 ribu dan baju tidur yang diberi label sare sareng dengan harga Rp 200-an ribu dan outer dengan harga kisaran Rp 250.000-an. Produk ini laris diminati pasar dan Bayu menjualnya melalui akun instagram dengan alamat  @bayu_kuntani. “Inilah cara saya tetap bertahan di tengah pandemi,” katanya.

Erna Suharsono mengatakan talenta Bayu harus didukung. Inilah talenta luar bisa anak Bantul. “Dia sangat berbakat, punya talenta besar dan anak muda kebanggaan Bantul. Selamat pencapaian tujuh tahun dan tetap berkarya,” kata Ny Erna. (*)