Urgensi Literasi Digital bagi Seniman

Urgensi Literasi Digital bagi Seniman

MASYARAKAT saat ini tidak dapat dipisahkan dari produk-produk teknologi informasi dan komunikasi. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan produk-produk teknologi informasi mendorong masyarakat melakukan aktivitas dengan memanfaatkan produk teknologi dan transaksi digital. Menelusur informasi, diseminasi informasi, berkomunikasi, melakukan pekerjaan kantor dan transaksi ekonomi, saat ini sulit dipisahkan dari eksistensi internet dan produk teknologi informasi.

Intensitas masyarakat dalam memanfaatkan produk-produk teknologi informasi untuk berkomunikasi, diseminasi informasi, menelusur informasi dan transaksi ekonomi menimbulkan persoalan terkait berita hoaks, keamanan data pribadi dan keamanan dalam bertransaksi digital. Berbagai persoalan tersebut dapat mendorong terjadinya konflik sosial dan menyebabkan kerugian ekonomi atau materi bagi masyarakat. Eksistensi produk-produk teknologi informasi bagaimana dua sisi mata uang yang menawarkan dampak positif sekaligus negatif bagi masyarakat. Produk-produk teknologi informasi dapat digunakan untuk memecah belah masyarakat atau untuk mengambil keuntungan ekonomi dan merugikan masyarakat.

Saat ini dapat dengan mudah dijumpai berita di media massa terkait dampak penyebaran berita hoaks, korban penipuan online atau saldo rekening bank yang berkurang karena masyarakat dengan berbagi username dan password mobile banking. Masyarakat saat ini dituntut untuk lebih berhati-hati dalam memanfaatkan produk-produk teknologi karena dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

Urgensi Literasi Digital

Untuk meminimalisasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh produk-produk teknologi informasi, internet dan informasi, maka masyarakat dituntut memiliki kompetensi literasi digital. Literasi digital merupakan kompetensi yang terkait pemanfaatan internet, produk-produk teknologi informasi atau media digital. UNESCO (2008) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, memproduksi, mendiseminasikan, dan mengevaluasi informasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Seorang yang memiliki kompetensi literasi digital tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi digital atau produk-produk teknologi informasi untuk mengakses  dan memahami informasi kemudian melakukan evaluasi informasi, memproduksi dan mendiseminasikan informasi secara bertanggung jawab. Evaluasi informasi menjadi penting untuk memilih informasi yang valid, sehingga dapat menunjang aktivitas hariannya, memproduk informasi baru dan mendiseminasikan informasi kepada masyarat yang membutuhkan.

Literasi digital saat ini menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap orang. Dengan kompetensi ini seseorang akan mampu memanfaatkan informasi secara optimal dan terhindar dari dampak negatif informasi, terutama berita hoaks. Dengan kompetensi ini, seseorang tidak akan dengan mudah berbagi informasi melalui whatsapp, blog atau media sosial. Kompetensi ini akan mendorong seseorang untuk melakukan evaluasi informasi sebelum menggunakan dan mendiseminasikan informasi. Literasi digital akan mendorong masyarakat mengolah informasi dan memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Literasi bagi Seniman

Saat ini literasi digital menjadi kompetensi yang sangat dibutuhkan, tidak terkecuali bagi seniman. Literasi digital memungkinkan seniman mengakses informasi digital, melakukan evaluasi informasi dan memanfaatkannya sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan karya seni. Literasi digital dapat meningkatkan produktivitas seniman untuk menghasilkan karya seni.

Kompetensi literasi digital akan memberikan peluang seniman untuk mendiseminasikan informasi karya yang dihasilkan. Selama ini pameran menjadi tradisi yang sangat kental dalam dunia seni sebagai sarana diseminasi karya yang dihasilkan seniman. Dengan literasi digital memungkinkan seniman menggunakan media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram dan Twitter untuk mendiseminasikan karya yang dihasilkan. Optimalisasi media sosial akan  semakin meningkatkan popularitas seniman dan karyanya.

Eksistensi NFT (Non Fungible Token) menjadi tantangan tersendiri bagi seniman untuk meningkatkan kompetensi literasi informasi. Seniman harus mulai belajar menciptkan objek seni digital, memahami prosedur kerja website lelang NFT seperti OpenSea dan belajar bertransaksi untuk memperjual belikan objek seni digital yang dihasilkan. Literasi digital akan memberikan peluang bagi seniman untuk memperoleh manfaat ekonomi dari fenomena NFT.

Melihat urgensi literasi digital bagi seniman, ISI Yogyakarta telah melakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, terkait sosialisasi kegiatan literasi digital. Dengan kerja sama ini memungkinkan sivitas akademika ISI Yogyakarta yang juga merupakan seniman memperoleh pengetahuan dan kompetensi literasi digital. Dengan kompetensi literasi digital ini diharapkan seniman mampu mengoptimalkan eksistensi informasi untuk berkarya dan memperoleh manfaat ekonomi. **

 

Heri Abi Burachman Hakim, SIP., MIP

Pranata Humas ISI Yogyakarta