Usia Belum 12 Tahun, Pengunjung Dilarang Masuk Taman Pintar

Usia Belum 12 Tahun, Pengunjung Dilarang Masuk Taman Pintar

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA --Taman Pintar menjadi satu dari tiga destinasi wisata di DI Yogyakarta yang diujicoba untuk beroperasi pasca penerapan PPKM Level 3. Dua destinasi wisata DIY lainnya yang siap melakukan ujicoba menurut kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, adalah Taman Wisata Candi Ratu Boko di wilayah Sleman dan Pantai Watu Lumbung di Gunungkidul.

“Sebenarnya sudah sejak 2020 tahun lalu untuk implementasi prokes sesuai CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability-red) kami sudah siap. Mulai dari gerbang depan ada tempat cuci tangan dan imbauan jaga jarak artinya sejak dulu kami sudah sangat siap,” ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis atau UPT Pengelolaan Taman Pintar Yogyakarta, Retno Yuliani di Taman Pintar, Kamis (9/09/2021).

Retno melanjutkan, saat penutupan PPKM level 4 selama dua bulan dipergunakannya untuk menyiapkan sarana dan prasarana. Tak lain karena Taman Pintar adalah layanan alat peraga wisata yang berbasis edukasi.

“Semua hal kami siapkan agar bisa dipergunakan saat dibuka nanti. Artinya dari sisi alat peraga dan SDM kami sudah siap,” kata Dia.

Namun tidak semua wahana di Taman Pintar yang nantinya dibuka untuk umum. Di antaranya wahana bermain air dan PAUD yang berpotensi menimbulkan kerumunan belum akan dibuka.

Apalagi dari pengalaman sebelumnya, pengunjung Taman Pintar setiap harinya rata-rata 3.000 orang atau sekitar 1 juta orang per tahun. Karenanya untuk mengantisipasi kerumunan, tidak semua wahana Taman Pintar yang dibuka.

Pengelola juga melarang anak usia dibawah 12 tahun untuk masuk ke Taman Pintar. Sebab anak-anak usia tersebut belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Retno mencatat selama ini dari statisk potensial market pengunjung Taman Pintar merupakan siswa SMP dengan usia 13-15 tahun. Sedangkan market pengunjung untuk anak dibawah 12 tahun tidak lebih dari 15 persen.

“Ini sejalan dengan kebijakan larangan masuk di bawah 12 tahun. Kita membatasi pengunjung 20-50 persen kapasitasnya dari sebelumnya,” ujarnya.

Retno menambahkan, selain penyiapan wahana, pengelola juga menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu penyiapan QR Code PeduliLindungi.

“Kita masih simulasi untuk aplikasi PeduliLindungi. Kami menunggu info kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif dulu untuk membuka, kami manut,” paparnya.

GKR Bendara mengungkapkan, sesuai kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan aturan PPKM Level 3, selain destinasi wisata yang ditunjuk, Keraton belum membuka wisata bagi masyarakat umum.

Namun dia berharap, jumlah destinasi wisata di DIY yang sedang melakukan ujicoba bisa berhasil sehingga tempat pariwisata yang buka akan semakin bertambah. Hal ini seiring dengan tren Covid-19 di DIY yang semakin turun.

“Diharapkan akhir bulan ini bisa bertambah karena rekan-rekan pariwisata angkat bendera putih (menyerah-red). Harapannya kita bisa mencapai ppkm level 2 dan membuka semuanya,” imbuhnya.

Pakar pariwisata sekaligus Guru Besar UGM, Prof Wiendu Nuryanti, menyambut baik ujicoba pembukaan sejumlah destinasi wisata di DIY, menyusul turunnya level PPKM. Wiendu mengatakan, ujicoba ini punya arti penting bukan saja untuk mulai menggulirkan kembali aktivitas wisata, tapi juga untuk membangun persepsi positif bahwa Jogja mulai membaik.

Kondisi ini, katanya, akan lebih baik kalau segera diikuti langkah-langkah serius dari pemerintah daerah dan juga para pelaku wisata, untuk melakukan pemetaan dan menyusun skala prioritas destinasi wisata mana saja yang akan menyusul dibuka.

“Pemetaan dan skala prioritas ini sangat penting. Dengan cara itu, pemangku kepentingan bisa lebih fokus dari mana akan memulai program pemulihan pariwisata. Kalau bisa fokus, maka kita berharap ujicoba ini akan berhasil. Berhasil sebagai pijakan awal membuka aktivitas wisata, sekaligus lebih memastikan tidak akan memicu terjadinya kasus baru Covid-19. Dengan pementaan ini, para pengelola destinasi otomatis juga akan berlomba memastikan semuanya aman untuk kunjungan wisata,” katanya. (*)