Vaksin untuk Usia di Bawah 12 Tahun Menunggu Pusat

Vaksin untuk Usia di Bawah 12 Tahun Menunggu Pusat

KORANBERNAS ID, SLEMAN--Ragu-ragu, Bayu Sulistyo (12) menuju antrean. Beberapa kali dia memanggil ibundanya untuk tetap mendampingi. Meskipun dirinya sudah terbiasa dengan jarum suntik saat mendonorkan darah, ternyata suasana vaksinasi yang dilaksanakan di Universitas Pembangunan Negeri Veteran (UPNV) Yogyakarta membuat mentalnya ciut.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara yang menyaksikan Bayu menuju antrean suntik vaksin menghampiri dan menyemangati. “Ayo kalau ngeri lihat ke sini wae. Gak sakit kok,” bujuk putri Keraton Yogyakarta ini.

Bocah siswa sekolah dasar kelas enam ini pun memalingkan wajahnya menuruti perintah GKR Bendara. Tak lama, jarum suntik pun selesai mengirimkan vaksin dosis pertama melalui bahu kiri Bayu.

“Nah gitu. Kendhel. Soalnya kemarin ada yang nangis saat disuntik vaksin. Padahal badannya tattoan,” ujarnya.

Pemerintah memang sedang mempercepat program vaksinasi bagi pelajar mulai dari usia 12 tahun. Usia pelajar merupakan target utama vaksinasi agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa dilaksanakan. Pihak swasta dan komunitas pun berjibaku menyukseskan program vaksin ini.

Walau vaksinasi untuk anak usia dibawah 12 tahun telah diujicobakan di beberapa negara dengan hasil yang sebanding dengan baik (tidak lebih rendah-red), Pemerintah Indonesia belum melakukannya.

GKR Bendara mengatakan, pelaksanaan vaksinasi bagi anak usia di bawah 12 tahun, tinggal menunggu instruksi pusat. Karena banyak anak-anak usia di bawah 12 tahun yang membutuhkan vaksinasi agar bisa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Apalagi banyak anak-anak yang juga memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

“Memang banyak anak di bawah 12 tahun yang komorbid. Tentu ini berisiko untuk pelakanaan PTM. Kalau keluarganya sudah divaksin tapi anak-anaknya komorbid belum divaksin, kan mereka bisa terpapar dan sebagainya. Banyak kasus juga anak-anak sudah sejak lahir punya leukimia, bawaan jantung dan sebagainya jadi butuh vaksin juga,” papar inisator Gerakan Kemanusiaan Indonesia di sela vaksinasi umum, pelajar dan disabilitas di Auditorium UPN, Minggu (26/09/2021).

Menurut puteri bungsu Raja Keraton Yogyakarta tersebut, anak-anak usia di bawah 12 tahun di China sudah mendapatkan akses vaksinasi Covid-19. Vaksinasi tersebut aman diberikan kepada mereka dalam rangka mendukung kekebalan komunal.

Eddy Susanto, CEO Koinku menambahkan, sebagai start up lokal asli Jogja, pihaknya ingin membantu menyukseskan program vaksinasi hingga mencapai target vaksinasi 80 persen di DIY pada Oktober 2021.

“Dengan demikian berbagai sektor seperti ekonomi dan pariwisata serta UMKM yang menjadi penunjang perekonomian DIY bisa segera pulih,” ujarnya.

“Tentunya kita semua perlu membantu masyarakat luas untuk bisa mencapai target pemerintah ini. Tidak menutup kemungkinan pelaku usaha yang terdampak pandemi perlu mendapatkan vaksinasi juga agar perekonomian semakin pulih,” kata dia.

Eddy menambahkan, Koinku ikut ambil bagian dalam usaha mempercepat cakupan vaksinasi di wilayah DIY melalui Program Berbagi Peduli. Kali ini sebanyak 1000 kuota vaksinasi telah disiapkan bagi 250 penyandang disabilitas beserta pendamping dan 750 masyarakat umum. 

Selain vaksinasi, kegiatan ini menjadi momen silaturahmi untuk semakin mengenalkan Koinku kepada masyarakat. Diharapkan platform hasil buah pikir dan kreasi anak Jogja ini bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat sekitar.

“Sebagai start-up yang dilahirkan di jogja, sejak awal kami memang memiliki keinginan untuk bisa memberikan kontribusi pada daerah Yogyakarta dan sekitarnya lebih dulu. Karena kami percaya, kita memiliki potensi lokal sungguh besar, terutama sumber daya manusia-nya. Sehingga dengan semakin merata tingkat vaksinasi, semakin baik pula kualitas kesehatan warga, maka kualitas sdm pun semakin meningkat,” paparnya.(*)