Vaksinasi Booster bagi Remaja di DIY Masih Rendah, Berharap Pandemi Segera Berakhir

Vaksinasi Booster bagi Remaja di DIY Masih Rendah, Berharap Pandemi Segera Berakhir

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Capaian vaksin booster usia remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini baru 6,8 persen. Padahal remaja punya mobilitas tinggi yang sangat mungkin menjadi kelompok yang rentan terpapar atau memaparkan Covid-19.

Data vaksinasi ini didapatkan panitia Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY dari Dinas Kesehatan DIY sampai saat ini yang telah mendapatkan akses vaksin booster masih berada di angka tersebut.

Angka ini membuat PKBI DIY menginisiasi gerakan vaksinasi booster untuk remaja usia SMA/SMK di Yogyakarta. Banyak hal yang disinyalir menjadi penyebab rendahnya capaian vaksinasi booster di kalangan anak usia sekolah, salah satunya adalah jadwal vaksinasi yang bertabrakan dengan jadwal sekolah.

"Sejauh ini kan temen-temen remaja sekolah yang khususnya hari biasa mereka ini mengikuti pelajaran di sekolah. Sedangkan untuk sentra vaksin biasanya tersedia di Puskesmas atau layanan kesehatan lain yang terbatas harinya dan jamnya. Jadi mereka karena sudah menghabiskan waktu di sini (sekolah) susuah mendapatkan akses vaksin," kata Heri Agus Setianto, Program Manajer Vaksinasi PKBI DIY.

Pihaknya bersama Dinas Kesehatan serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY menggandeng Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children Indonesia menggelar program percepatan vaksinasi Covid-19 untuk remaja di wilayah DIY.

Satu di antaranya kegiatan percepatan vaksinasi digelar di SMK Negeri 5 Kota Yogyakarta, Rabu (21/12/2022), menyasar remaja berusia 18 tahun ke atas.

Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY,  Basuki SPd M Pd, menyampaikan pihaknya sebelumnya belum pernah melakukan vaksinasi dosis 1, 2, ataupun booster. Peserta didik sebelumnya mengikuti vaksinasi di layanan kesehatan yang disediakan. "Kali ini, percepatan vaksinasi dan booster dilakukan di sekolah masing-masing," ujar Basuki.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan DIY, Drg Pembajun Setyaningastutie M Kes mengatakan masih ada potensi gelombang peningkatan kasus Covid-19 akibat virus yang terus bermutasi.

Pada sisi lain, kebutuhan masyarakat terkait ekonomi dan pendidikan harus terus berjalan dan meningkat, terutama pada usia produktif dan para pelajar yang sebentar lagi harus meneruskan pembelajaran di bangku kuliah.

"Vaksinasi dosis booster ini diharapkan dapat membuat generasi muda tidak mudah terkena Covid-19 atau jika terkena hanya dengan gejala yang ringan dan tidak berakibat kematian," kata Pembajun.

Sejak Agustus 2022, AIHSP melalui Save the Children Indonesia dan PKBI DIY mencatat, 5.059 vaksinasi Covid-19 inklusif telah didapatkan oleh masyarakat kelompok rentan di DIY, termasuk penyandang disabilitas, lansia, perempuan, dan masyarakat marjinal.

Berharap segera berakhir

Terpisah, Budhi Hermanto selaku Direktur Eksekutif PKBI DIY menyatakan kerja kolaborasi antara pemerintah dan berbagai organisasi ini untuk membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Tentu kita semua berharap agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Upaya kami bersama pemerintah dan dukungan AIHSP-Save The Children adalah ikhtiar bersama untuk menghadapi pandemi yang faktanya masih terjadi di dunia," kata dia.

Kolaborasi pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat mendorong percepatan dan penjangkauan vaksinasi Covid-19 sebagai bentuk komitmen untuk pulih bersama.

AIHSP melalui Save the Children dan PKBI DIY juga mendukung Pemerintah DIY dalam percepatan vaksinasi Covid-19 kepada kelompok rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan perempuan kepala keluarga di Kulonprogo dan Gunungkidul. (*)