Wacana Capres, PAN dan PKS Masih Menunggu Pusat

Wacana Capres, PAN dan PKS Masih Menunggu Pusat

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Pemilihan Presiden (Pilpres) akan dihelat 2024 mendatang. Kendati masih cukup lama, namun beberapa nama tokoh mulai bermunculan dan digadang-gadang menjadi Calon Presiden (Capres). Salah satunya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diketahui hadir pada Milad ke-20 PKS yang digelar di Istora Senayan Jakarta.

“Saya kira kedatangan seorang tokoh pada Milad sebuah partai politik adalah hal yang biasa dan lumrah saja. Dan itu bebas,”kata Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bantul,Wildan Nafis SE saat dihubungi koranbernas.id, Jumat (3/6/2022).

Dan untuk DPD PAN Bantul melihat hal itu adalah hal yang biasa dalam dunia partai politik mengenai hadirnya tokoh di suatu acara. Namun jika dikaitkan dengan wacana Pilpres 2024, maka partainya masih menunggu perintah dari DPP PAN kemana arah dukungan atau siapa yang diusung. Siapapun nanti yang dipilih,maka PAN di daerah siap untuk all out mendukungnya.

“Hingga saat ini, kaitan instruksi secara resmi dari pusat dalam hal figur calon presiden belum ada. Saat ini PAN fokus pada konsolidasi partai, untuk menata ke dalam. Termasuk mewujudkan target DPP yakni menempatkan satu saksi di semua Tempat Pemugutan Suara (TPS) yang ada di Bantul,”kata Wildan. Ini agar suara partai aman dan amanah masyarakat secara maksimal bisa dijalankan.

Agung Laksmono, Ketua DPD PKS Bantul. (istimewa)

Terpisah, Agung Laksmono M.Sc M.Ling, Ketua DPD PKS Kabupaten Bantul mengatakan, kapasitas diundangnya Anies Baswedan sebagai kepala daerah di DKI Jakarta.

“Selain Pak Anies turut diundang juga adalah ketua partai politik (Parpol) yang lain,”katanya.

PKS,lanjut Agung hingga saat ini belum menentukan calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Dan Anies Baswedan adalah salah satu figur yang dinilai memiliki elektabilitas yang baik.

“Sosok Pak Anies adalah sosok yang dinilai berhasil dalam membangun Jakarta. Baik dalam tata kelola pemerintahan ataupun tata kelola kawasan. Banyak program yang dinilai sukses. Dan PKS saat itu menjadi salah satu partai pengusung, tentu terus melakukan pengawalan terhadap program yang dijalankan,”katanya.

Namun demikian, PKS masih sangat terbuka dengan figur-figur lain dan juga terbuka untuk koalisi dengan partai lain. Karena syarat mengajukan calon presiden, perolehan suara dalam pemilu adalah 20 persen, sementara PKS pada angka 8 persen.

“Suasana saat ini masih sangat cair. Artinya dinamika politik ke depan masih sangat mungkin berubah dan PKS belum menentukan pilihan figur yang diusung dalam Pilpres. PKS di daerah tentu pada saatnya nanti akan mengikuti apa yang menjadi keputusan pusat dan siap untuk mendukung dan mensukseskan. Namun demikian hingga saat ini belum ada keputusan resmi terkait siapa calon yang diusung tersebut,” tandasnya. (*)