Wanita dan Anak Muda Berperan Penting dalam Peningkatan Pariwisata Berbasis Budaya

Wanita dan Anak Muda Berperan Penting dalam Peningkatan Pariwisata Berbasis Budaya

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Kekayaan budaya bangsa Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19. Terlebih bagi provinsi yang banyak menggantungkan hidup terhadap pariwisata seperti Yogyakarta.

Kekayaan yang belum sepenuhnya dieksplorasi ini masih menyimpan potensi tak terhingga asal setiap anak muda beserta elemen bangsa bisa menjaga dan memanfaatkan dengan baik.

"Pariwisata Yogyakarta berbasis budaya dan heritage, dimasa teknologi informasi kini bisa membawa pengaruh negatif bagi pariwisata dan kebudayaan. Inilah yang menjadi tantangan anak muda masa kini, bagaimana mereka dapat masuk dan menjaga kebudayaan ini dengan cara mereka," papar GKR Bendara, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY saat seminar Cultural Tourism Recovery - Women and Youth Cultural Tourism, Kamis (8/9/2022) di kampus Stipram Yogyakarta.

"Media sosial misal, bisa membuat kita sadar bahwa pariwisata semakin tidak terbatas. Namun kita harus tetap mengetahui apa batasan sehingga keunikan setiap daerah dapat terjaga dengan baik," imbuhnya.

Gusti mencontohkan, di Desa-desa pariwisata yang berbasis budaya di DIY dengan kearifan lokal, adat istiadat, tarian tradisional dan kekayaan budaya lainnya bisa diperkaya dengan pengetahuan budaya anak muda dan perempuan di daerah tersebut dalam memperkenalkan budaya-budaya mereka kepada wisatawan.

Setiap daerah di DIY memiliki kekayaan budaya masing-masing, tarian misal, Gusti menyampaikannya bahwa tarian-tarian tersebut mungkin sekilas serupa, tapi pada dasarnya berbeda. Masing-masing daerah memiliki kecirian yang khas.

"Kita harus menekankan budaya lokal, sekaligus melibatkan para wanita dan anak muda. Dengan demikian aspek kulinari bisa menjadi bagian yang bisa kita kembangkan dan pikirkan lebih lanjut," kata dia.

Kenaikan harga BBM bisa menjadi salah satu penyebab masyarakat enggan berpergian, termasuk masyarakat lokal jadi enggan berkunjung dan belajar ke tempat-tempat lain. Hal ini bisa menghambat perkembangan pariwisata lokal.

Sementara Ketua Stipram Suhendroyono menyebut, sebetulnya BBM itu bisa kesinambungan dengan pariwisata, tapi tidak kesinambungannya juga bisa.

"Kesinambungannya adalah dengan naiknya harga BBM menjadi ada alasan untuk menaikkan tarif dan sebagainya, begitupun untuk sisi-sisi kehidupan di bidang pariwisata," lanjutnya.

Suhendroyono menambahkan, kenaikan BBM itu peran nasional. Karenanya sejumlah pihak tidak perlu menyalahartikan kenaikan BBM tersebut membuat  ekonomi secara nasional kita terpuruk.

Karenanya masyarakat perlu mendukung apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah ini. Masyarakat bisa berpikir secara positif bahwa kebijakan itu merupakan kepentingan nasional juga.

"Saya pikir kenaikan BBM tidak terlalu tinggi juga, bahkan pernah turun, itulah makanya harus proporsional. Kita harus menyikapinya secara positif. Dibidang pariwisata kenaikan tersebut tidak terlalu material, karena pelayanan dan fasilitas pariwisata itu semestinya juga tidak murah," imbuhnya.(*)