Warga di Daerah Ini Tak Lagi Miskin Berkat Pariwisata

Warga di Daerah Ini Tak Lagi Miskin Berkat Pariwisata

KORANBERNAS.ID – Dulu Kecamatan Dlingo dan Mangunan Bantul dikenal sebagai daerah miskin. Berkat aktivitas pariwisata yang berkembang pesat, kini warganya mampu hidup sejahtera.

“Saya punya teman dari lembaga keuangan mikro. Tiga sampai empat tahun lalu daerah ini nasabahnya dikenal paling bandel. Tabungannya paling sedikit. Sekarang angsurannya paling lancar dan paling banyak tabungannya. Ini riil,” ungkap Suharwanta, Wakil Ketua DPRD DIY.

Berbicara pada Forum Diskusi Wartawan, Rabu (11/12/2019), di obyek wisata Seribu Batu Sangga Langit Mangunan Bantul dia mengatakan sudah terbukti pariwisata menjadi kekuatan untuk mengentaskan kemiskinan.

“Angka kemiskinan di DIY 11,7 persen di atas rata-rata nasional. Kecamatan Dlingo yang dulu masuk 15 kantong kemiskinan kini sudah bergeser,” kata dia.

Diskusi bertema inovasi destinasi wisata berkelanjutan untuk tingkatkan kunjungan yang diselenggarakan Sekretariat DPRD DIY kali ini juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo serta Aris Purwanto selaku pengelola destinasi wisata Seribu Batu Sangga Langit.

Ketiganya sepakat sektor pariwisata harus menjadi kekuatan utama di provinsi ini. Apalagi DIY memiliki daya tarik beragam destinasi wisata alam maupun buatan.

Menurut Singgih, dengan dibukannya bandara baru maka tidak ada alasan lagi pesawat dari luar negeri berbadan besar tidak bisa mendarat.

Seiring dengan tren pariwisata, Dinas Pariwisata DIY bersama pengelola Seribu Batu kini membuat membuat destinasi baru di tempat itu berupa glamour camping.

Nantinya wisatawan dapat menikmati pengalaman tidur di hutan pinus dengan fasilitas rasa hotel berbintang. Untuk sementara tersedia lima unit tenda. Di lokasi ini juga dibuat resto kaca.

Dinas Pariwisata DIY merekomendasikan destinasi wisata ini tidak perlu mengejar jumlah wisatawan akan tetapi meningkatkan kualitasnya.

Sedangkan Aris mengatakan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat selama ini sudah berjalan. Terdapat 79 pekerja di destinasi wisata ini yang dulunya merupakan petani hutan.

Mereka kini menikmati manisnya pariwisata. “Kita berharap pariwisata menjadi lokomotif pergerakan ekonomi DIY, termasuk wilayah yang tidak punya destinasi mendapatkan impact misalnya punya industri kecil,” sambung Suharwanta.

DPRD DIY mendorong inovasi pariwisata tidak serta merta diserahkan ke pengelola destinasi wisata. Pemerintah harus mengambil peran penting.

“Harapan kita ada Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Sebagai penanda keistimewaan, kita berharap danais. tahun 2020 sebesar Rp 1,3 triliun bisa dimanfaatkan,” kata dia. (sol)