Waspada Penurunan Karakter Kesopanan pada Masa Pandemi

Waspada Penurunan Karakter Kesopanan pada Masa Pandemi

PANDEMI Covid 19 telah mengubah semua sektor kehidupan. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Untuk mengurangi tingkat penyebaran virus, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). PJJ ini dilaksanakan dengan bantuan teknologi. Namun, adanya pembelajaran jarak jauh merupakan sebuah hambatan bagi Pendidikan Sekolah Dasar terutama pada daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Pada jenjang Sekolah Dasar, siswa masih memerlukan pembelajaran yang dilakukan secara langsung. Karena siswa belum bisa belajar mandiri secara optimal.

Untuk membantu permasalahan tersebut, Kemendikbud RI mengeluarkan sebuah program yaitu Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim. Kampus Mengajar adalah sebuah program yang dibentuk untuk membantu pembelajaran literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi di Sekolah Dasar dan juga sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa, dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut Nadiem, Kampus Mengajar akan menjadi program terbesar pemerintah untuk memastikan bahwa jagoan-jagoan mahasiswa kita berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran generasi berikutnya (www.kemdikbud.go.id). Mahasiswa ditempatkan di Sekolah Dasar dekat dengan domisili mahasiswa sehingga tidak terjadi mobilitas.

Indah Pratiwi salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan berhasil lolos dan ditempatkan di Sekolah Dasar di desa Mandiraja, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. Mahasiswa lolos kemudian melaksanakan lapor diri kepada Dinas Pendidikan Kabupaten dan juga sekolah penempatan, untuk menyerahkan surat tugas dari Kemenristekdikti. Dan tahap selanjutnya adalah penerjunan di sekolah. Pada kegiatan awal, mahasiswa melakukan wawancara dan observasi sekolah. Kondisi fisik sekolah terbilang cukup baik. Ruang Kelas berjumlah 6 kelas, terdapat toilet, halaman sekolah, tempat parkir, dapur.

Dalam wawancara yang mahasiswa lakukan, terdapat satu permasalahan yang menjadi fokus perhatian untuk program mahasiswa, yaitu tingkat motivasi belajar siswa yang rendah dan juga pendidikan karakter yang menurun pada masa pandemi. Hal tersebut disebabkan karena banyak orangtua siswa yang bekerja di luar kota dan masih sedikitnya masyarakat sekitar yang bisa menempuh pendidikan tinggi. Sebagian hanya lulusan SD maupun SMP. Sehingga kurang pengawasan orangtua dalam hal belajar dan karakter.

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan watak, yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peseta didik dalam penentuan baik buruk, dan mengimplementasikan suatu kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter sangat perlu untuk dilakukan. Mengingat banyak sekali fenomena penurunan moral yang terjadi. Seperti menurunnya rasa sopan santun. Contohnya kurang adanya rasa menghargai guru dalam mengajar secara online. Seperti tidak menjawab pertanyaan guru, hanya join namun ternyata ditinggal, tidak mengindahkan perintah orangtua dengan alasan sedang belajar padahal tidak, berteriak ketika memanggil guru, berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar dan perilaku lain yang kurang santun baik kepada guru maupun kepada orangtua.

Untuk menghindari hal yang demikian, mahasiswa kampus mengajar berinisiatif untuk memberikan edukasi mengenai sopan santun dengan membuat program “Jadilah Generasi Bersopan Santun”. Mahasiswa membuat program tersebut, mengingat pada masa pandemi siswa kurang bersosialisasi dan asyik dengan gadgetnya. Seringkali siswa tidak bisa memanfaatkan fungsi gadget dengan baik, atau iseng membuka website negatif. Dan dengan asyik menggunakan hp, seringkali siswa tidak mau memenuhi perintah orangtua dan cenderung untuk membentak apabila terganggu saat bermain.

Di dalam bimbingan dan konseling, pembelajaran yang mahasiswa lakukan disebut dengan salah satu layanan dasar, yaitu layanan Bimbingan Klasikal. Bimbingan Klasikal adalah kegiatan layanan yang diberikan kepada sejumlah murid dalam satuan kelas dan dilaksanakan secara reguler dalam bentuk tatap muka antara guru bimbingan dan konseling dengan konseli atau peserta didik.

Program Jadilah Generasi Bersopan Santun dilakukan dengan menggunakan poster yang mahasiswa buat, kemudian disosialisasikan kepada siswa. Siswa diberikan materi mengenai sopan santun, contoh siswa yang memiliki sopan santun, manfaat sopan santun, dampak yang terjadi jika tidak memiliki sopan santun dan sharing pengalaman kepada siswa agar tidak hanya materi saja yang mereka peroleh, namun mereka dapat memahami dan menerapkannya karena terdapat contoh dan pengalaman dari masing masing siswa. Selain memberikan materi dan sharing pengalaman kami juga mengemas edukasi dengan sebuah game, yang bertujuan agar satu sama lain saling menghargai dan bersikap sopan kepada teman sebaya. Game yang dilakukan adalah bisik-bisik berantai. Caranya dengan membuat 4 kelompok masing masing 4 siswa. Kemudian salah satu siswa maju ke depan untuk memperoleh kata yang akan dibisikkan kepada teman di belakangnya. Waktu yang diberikan adalah 20 detik. Bagi siswa yang berada paling belakang maju ke depan untuk menyampaikan apa yang didengarnya. Siswa sangat antusias untuk mengikuti. Dan karena ketertarikan siswa dalam pembelajaran, kami berharap dengan adanya program tersebut, dapat memberikan pengajaran agar siswa tetap menerapkan perilaku sopan santun dan menghargai sesama terutama terhadap orangtua. *

Indah Pratiwi Heriyanti

Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan