Wastafel jadi Kebiasaan Baru

Wastafel jadi Kebiasaan Baru

KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- Sejak pandemi Covid-19 mewabah, cuci tangan dengan air mengalir jadi kewajiban. Begitu pula dengan keluarga Veri Ardianto membuat tempat cuci tangan dan menyediakan sabun yang disediakan di depan pagar sebelum masuk rumah mereka.

Selain menyediakan tempat cuci tangan bagi keluarga yang tinggal di Bukit Kencana Jaya ini, fasilitas tersebut juga disediakan bagi tamu yang bertandang ke rumah mereka. Sebagai resseler belanja online, banyak relasi yang bertamu menyerahkan atau mengambil barang dagangan.

“Kami menyediakan tempat cuci tangan tersebut seperti yang dianjurkan pemerintah sebagai penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujar Vitalia, istri Veri Ardianto ketika ditemui di kediamannya. Mencuci tangan pun jadi kebiasaan yang bermanfaat bagi dua anaknya.

“Namanya batita, ketemu air ya pastinya dia akan keceh (main air-red), bagaimana lagi, yang penting belajar cuci tangan dan hidup bersih sejak kecil,” tambah Vita.

Hal sama dilakukan keluarga Anwar dimana rumahnya berhadapan dengan Veri, mereka menyediakan tempat cuci tangan di depan teras depan pagar rumah dengan menggunakan galon air mineral.

“Sampai saat ini kami masih menyediakan, supaya menjadi kebiasaan mencuci tangan sebelum masuk rumah. Apalagi istri dan anak-anak serinh keluar masuk rumah karena aktivitas dan bekerja setiap harinya,” sambung Anwar.

Penerapan mencuci tangan di rumah terus menjadi kebiasaan di manapun bagi dua keluarga ini saat beraktivitas di luar rumah. Sebagai antisipasi jika tidak ada tempat cuci tangan, mereka terbiasa membawa hand sanitizer kemana pun mereka pergi.

“Apalagi saya harus mengantar barang dagangan ke berbagai tempat, dan menerima uang pembayaran langsung jika tidak transfer, maka HS saya taruh di bagasi kecil motor kemana pun saya pergi,” ujar Vita.

Memang secara tidak sadar tangan kita bisa saja menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Untuk itu kebiasaan cuci tangan sangat penting. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga kini.

Berdasarkan data masa hidup  Covid-19 berbeda-beda pada setiap permukaan seperti benda dari kaca bisa bertahan lima hari, benda dari kayu bisa bertahan empat hari, benda dari plastik dan baja tahan karat bisa bertahan tiga hari, benda dari karton bisa bertahan 24 jam dan benda dari tembaga bisa bertahan empat jam.

Partikel virus yang tidak kasat mata mengharuskan kita terus berhati-hati oleh karenanya mencuci tangan merupakan langkah dasar dari pencegahan virus corona.  Bila difungsikan dengan baik wastafel cuci tangan akan menjadi penolong sebagai bentuk mawas diri akan adanya virus yang sedang mewabah. 

Namun keberadaannya ada pula yang tidak terawat membuat perspektif masyarakat untuk tetap santai di situasi saat ini. Pasalnya mereka sudah menganggap kondisi sudah membaik ditambah dengan kejenuhan mereka. 

Seperti di sebuah minimarket franchise, di awal pandemi tempat ini menyediakan tempat cuci tangan dan sabun sebelum masuk untuk belanja. Namun kini mangkrak, tidak lagi disediakan air di dalam tempat cuci tangan serta sabunnya.

“Iya, kadang air habis saat banyak pelanggan yang akan beli, jadi sering kosong,” kata kasir yang jaga di minimarket tersebut dan enggan disebut namanya.

Untuk itu pemerintah, lembaga atau perusahaan swasta maupun masyarakat sudah seharusnya saling bekerja sama untuk tetap menciptakan suasana yang kondusif agar dapat membantu negeri ini terbebas dari virus Covid-19.  Membuat tempat mencuci tangan tetap bersih dan terawat bisa jadi alternatif sebagai langkah awal untuk mencegah Covid-19.

Setiap elemen masyarakat di saat seperti ini harus saling berkerja sama dalam membangun empati yakni untuk tetap saling mengingatkan dan tetap menjaga kebersihan bersama. 

Kondisi new normal membangun adaptasi kebiasaan baru untuk aware terhadap kebersihan dan kesehatan diri. Tetapi keberadaan tempat mencuci tangan tanpa kesadaran individu hanyalah aksesoris semata. Untuk itu mari kita jaga dan rawat kebersihan diri untuk mencegah penyakit termasuk Covid-19. (yve)