Wisata Menggeliat, Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Wisata Menggeliat, Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparenkraf) RI menggelar sosialisasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanlines, Health, Safety and Environmental).

Kegiatan adaptasi kebiasaan baru dalam rangka revitalisasi destinasi pariwisata regional 1 kali ini berlangsung di Gasebo Batik Giriloyo Imogiri Bantul, Sabtu (14/11/2020).

Acara dibuka Wastuti SE MM selaku Direktur Pengembangan Destinasi Regional 1 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur. Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo dan jajaran serta pelaku jasa usaha wisata di kabupaten ini.

Wastuti mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada pariwisata termasuk sektor yang bergerak di sana. Saat ini banyak pengurangan tenaga kerja akibat hotel-hotel tutup. Para pelaku usaha serta UMKM juga terdampak akibat kunjungan wisatawan yang menurun bahkan wisata sempat tutup.

“Kaka kita melakukan upaya mitigasi untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya di Giriloyo ini,” katanya.

Revitalisasi di antaranya berupa pembangunan TIC, toilet portabel, penunjuk arah dan sarana penunjang lain.

Pengelola dan pengunjung obyek wisata wajib melaksanakan protokol kesehatan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai masker dan menjaga jarak.

Kwintarto Heru Prabowo menambahkan untuk menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi kepadatan antrean, telah ada aplikasi visiting Jogja. Wisatawan bisa reservasi terlebih dahulu.

Bantul juga ada jelajah Bantul yang berisi informasi wisata apa saja di sana, jarak antar destinasi, kontak pengelola wisata hingga informasi home stay.

“Aplikasi ini akan mengurangi antrean saat memasuki obyek wisata, dan bisa memperkirakan jumlah kunjungan ke suatu obyek,” katanya.

Menurut Kwin, wisata di Bantul saat ini mulai menggeliat. Hal itu terlihat sejak Juli saat  obyek wisata mulai buka dengan adaptasi kebiasaan baru, wisatawan yang datang semakin bertambah.

Saat libur panjang silam, dari target 40.000  wisatawan yang  mengunjungi Bantul tercatat 58.000 orang atau di atas target.

Alhamdulillah tidak ada kluster wisata dan saya harap tidak ada. Penerapan protokol kesehatan harus secara ketat,” katanya.

Singgih Raharjo menyatakan, semua pihak harus taat protokol kesehatan. Saat wisata tidak berjalan, banyak sektor terdampak termasuk jasa angkutan.

“Organda juga mengeluh saat wisata sepi. Jadi mari kita bersama-sama taat protokol kesehatan di obyek wisata,” katanya. (*)