Zakat Bukan Sekadar 2,5 Kilogram Beras Setiap Akhir Ramadan

Zakat Bukan Sekadar 2,5 Kilogram Beras Setiap Akhir Ramadan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Zakat sebagai rukun Islam sangat bermanfaat. Zakat bukan sekadar beras 2,5 kilogram setiap akhir Ramadan. Potensi zakat sangat besar bagi pemberdayaan umat.

Inilah yang memperkuat komitmen Yatim Mandiri (YM) memperbarui serta menyempurnakan program-programnya. Selain sebagai wujud amanah dari masyarakat maupun instansi, langkah ini sekaligus menandai 28 tahun kiprah lembaga tersebut di bidang sosial dan kemasyarakatan.

Masih dalam momentum bulan Syawal yang penuh berkah, Yatim Mandiri menggelar Mini Exhibition. Kegiatan bertema Impactful Zakat kali ini berlangsung tiga hari, 17-19 Mei 2022, di Sellie Coffee Batik Adiningrat Lantai 2 Jalan Malioboro Yogyakarta.

“Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pameran karena bertepatan juga dengan halal bi halal nasional Yatim Mandiri,” ungkap H Mutrofin, Direktur Yatim Mandiri saat menyampaikan pernyataan pers pada pers conference & launching buku Jejak-jejak Kemandirian, Rabu (18/5/2022) malam, di lokasi pameran.

“Tujuan dari pameran ini untuk menjalin silaturahim dengan berbagai pihak, masyarakat, stakeholder maupun donatur, kami ingin menunjukkan bagaimana rekam jejak Yatim Mandiri selama 28 tahun berkiprah memandirikan yatim dan duafa,” ucapnya.

Pameran dibuka Selasa (17/5/2022) siang, antara lain diisi sesi dialog oleh Fatchuri Rosidin selaku Direktur IMZ (Inspirasi Melintas Zaman) dan Hendi Nurokhmansyah sebagai Direktur Program Yatim Mandiri.

Mutrofin menjelaskan, Mini Exhibition menampilkan rekam jejak prestasi Yatim Mandiri dari tahun ke tahun sejak 1994 sampai 2022. Selain itu, ditampilkan pula beberapa lulusan lembaga pendidikan dan unit program yang berprestasi.Di antaranya, lulusan Mandiri Entrepreneur Center yang telah sukses di dunia usaha maupun dunia industri. Tampil pula santri Insan Cendekia Mandiri yang telah hafidz Al Quran maupun yang telah kuliah di perguruan tinggi negeri.

Tak ketinggalan, juga diekspos berbagai program kemanusiaan dan pendayagunaan yang telah dilakukan Yatim Mandiri selama ini.

Pada saat yang sama di-launching buku berjudul Jejak-jejak Kemandirian. “Buku ini adalah rangkuman kisah proses kemandirian alumni Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Sebanyak 17 kisah sukses alumni MEC diceritakan dengan detail dan apik sehingga bisa menambah semangat pembaca,” paparnya.

Kisah itu antara lain mengenai bagaimana kehidupan anak-anak yatim setelah sang ayah meninggal, bagaimana mereka mengenal MEC, bahkan juga mengupas hal-hal terkait kehidupan mereka setelah lulus masa pendidikan di MEC.

Hendi Nurokhmansyah menambahkan, pameran ini menjadi salah satu sarana silaturahim Yatim Mandiri dengan berbagai pihak.

“Yatim Mandiri juga ingin lebih mengenalkan berbagai prestasi yang telah kami capai selama ini sehingga pihak luar lebih percaya pada kami. Dalam Mini Exhibition ini baru segelintir prestasi yang bisa kami jabarkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mutrofin maupun Hendi Nurokhmansyah sepakat Yatim Mandiri akan terus menjaring yatim dan duafa dari berbagai daerah di Indonesia agar memperoleh layanan program secara berkelanjutan.

Program yang meraih penghargaan Rekor MURI yaitu bantuan beasiswa untuk 17.500 anak yatim. Selain itu, dalam kurun waktu satu tahun, tidak kurang 200 ribu yatim dan duafa memperoleh bantuan dan pemberdayaan.

Terakhir, terdapat program bantuan bagi anak yatim yang ayahnya meninggal dunia akibat Covid-19. Langkah cepat Yatim Mandiri, disertai kelengkapan dokumen-dokumen, akhirnya diikuti oleh lembaga-lembaga lain, termasuk pemerintah akan mengalokasikan anggarannya, tahun ini.

“Kami terus melebarkan jaring untuk berkontribusi kepada bangsa lewat program pembinaan yatim dan duafa dengan mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat,” kata Mutrofin. (*)